Leonard Garry Nahumury
11140110231
Pelatih Basket yang Fokus Pada Usia Dini
Badannya tidak terlalu tinggi, kulitnya putih ,dan matanya
yang sedikit sipit, sering kali ku melihatnya di lapangan berdiri tegak dengan
satu buah peluit berwarna biru menggantung di badannya. Ya dia adalah Sugeng
Haryadi, pria kelahiran Jakarta 23 juni 1990 ini sedang berkuliah di
Universitas Negeri Jakarta fakultas ilmu keolahragaan, selain kuliah ia pun
juga bekerja sebagai Pelatih basket di club club dan beberapa sekolah di
Tangerang.
Dag.. Dig.. Dug.. begitulah suara bola basket yang
didribble oleh anak anak berada di
lapangan basket Villa Melati Mas Blok C di mana saya bertemu dengan Sugeng
Haryadi , tidak suara bola basket saja tetapi ada suara tawa dan candaan dari anak
anak kecil yang berusia sekitar sepuluh hingga 12 tahun. Kadang anak anak
tersebut suka dimarahin olehnya karena bercanda yang terlalu kelewatan hingga
program latihan yang ia kasih tidak dapat diserap dengan baik oleh anak anak
didiknya tersebut.
Pengalaman yang tidak pernah ia lupakan adalah dimana dia
masih menjadi pemain basket di tim Universitas Negeri Jakarta dan pernah
mengikut kompetisi Liga Basket Mahasiswa di tahun 2011, pengalaman itu sangat
berarti baginya sampai sekarang karena ketika itu dia masih bisa bermain basket
dengan baik, “Sebenarnya sampai sekarang pun sih masih baik tapi yah fisik
tubuh udah tidak mendukung karena kurangnya latihan” tutur Sugeng.
Selama ia menjadi pelatih
di sekolah sekolah banyak tantangan yang ia dapat, seperti sekolah yang
ia latih menuntut agar tim nya juara di kompetisi kompetisi yang sekolah itu
ikuti. Itu adalah hal terberat bagi nya karena membawa menang sebuah tim di
kompetisi itu tidak lah mudah baginya, Pertama tama anak anak yang mengikuti
latihan di sekolah harus punya komitmen pada diri sendiri dlu tentunya agar
anak itu sendiri mau mengikuti latihan
basket dengan suka bukan karena terpaksa , kedua anak yang ia latih
jarang mengikuti club basket sehingga pengetahuan yang ia dapat hanya di
sekolah saja dan itu pun pasti kurang karena waktu dan hari yang di tentukan.
Resiko yang ia dapat dari pekerjaan ini adalah ketika tim
nya yang ia pegang tidak dapat menang di dalam sebuah kompetisi maka sekolah
dapat melarang tim tersebut untuk mengikut kompetisi kompetisi sekolah lainnya
, atau lebih parah lagi bila kalahnya terlalu banyak di banding menangnya
pelatih dapat dipecat langsung dari tim tersebut.
“Selama ini sih saya belom pernah di pecat karena tim saya
kalah” . Ujar Sugeng.
“Prestasi yang saya banggakan selama saya menjadi pelatih
adalah ketika saya melatih di club MBC, mungkin yang saya latih hanya lah usia
sepuluh sampai 12 tahun namun di dalam usia tersebut lah dimana anak anak saya
yang sudah berlatih giat dengan saya dan club ini pernah menjadi Tiga tahun
juara berturut turut tanpa terkalahkan dengan Club Tangerang lainnya. Hal itu
lah yang membuat saya bangga dengan anak anak di club MBC ini ,” Ujarnya
Kemenangan yang ia dan anak anaknya dapat bukanlah sebuah
kebetulan melainkan hasil kerja kerasnya mendidik anak menjadi disiplin dan
menghormati orang tua. Selain dari saya, memang anak anaknya sendiri yang
selalu berusaha keras dalam pertandingan pertandingan yang mereka ikuti. Rasa
takut selalu mereka buang ketika menghadapi tim lain , sehingga kepercayaan
diri mereka meningkat dan membuat permainan yang maksimal. “Selain belajar
basket saya juga mengajarkan mereka sebuah sikap yang baik terhadap satu sama
lain sehingga mereka membentuk keluarga ke dua di club basket ini” kata Sugeng.
Resikonya pun juga ada dalam memegang tim ini, contohnya ia
pernah dimarahi oleh orang tua anak karena anaknya tidak main dalam kompetisi
padahal anak tersebut sudah datang. Hal itu membuatnya bingung untuk menjawab
pertanyaan dari orang tua anak itu , hanya kata maaf lah yang bisa ia utarakan
dari mulutnya.
Prinsip
yang ia pegang setiap hari adalah setiap hal yang ingin kita lakukan itu tidak
selamanya akan berhasil , jadi setiap ketidak berhasilan itu saya anggap
sebagai acuan untuk bisa maju lebih baik lagi ke depannya.
No comments:
Post a Comment