Wednesday, June 19, 2013

Feature profil .... Leonard Garry Nahumury 11140110231

Leonard Garry Nahumury
11140110231
                                   

Pelatih Basket yang Fokus Pada Usia Dini

Badannya tidak terlalu tinggi, kulitnya putih ,dan matanya yang sedikit sipit, sering kali ku melihatnya di lapangan berdiri tegak dengan satu buah peluit berwarna biru menggantung di badannya. Ya dia adalah Sugeng Haryadi, pria kelahiran Jakarta 23 juni 1990 ini sedang berkuliah di Universitas Negeri Jakarta fakultas ilmu keolahragaan, selain kuliah ia pun juga bekerja sebagai Pelatih basket di club club dan beberapa sekolah di Tangerang.

Dag.. Dig.. Dug.. begitulah suara bola basket yang didribble oleh anak anak  berada di lapangan basket Villa Melati Mas Blok C di mana saya bertemu dengan Sugeng Haryadi , tidak suara bola basket saja tetapi ada suara tawa dan candaan dari anak anak kecil yang berusia sekitar sepuluh hingga 12 tahun. Kadang anak anak tersebut suka dimarahin olehnya karena bercanda yang terlalu kelewatan hingga program latihan yang ia kasih tidak dapat diserap dengan baik oleh anak anak didiknya tersebut.


Pengalaman yang tidak pernah ia lupakan adalah dimana dia masih menjadi pemain basket di tim Universitas Negeri Jakarta dan pernah mengikut kompetisi Liga Basket Mahasiswa di tahun 2011, pengalaman itu sangat berarti baginya sampai sekarang karena ketika itu dia masih bisa bermain basket dengan baik, “Sebenarnya sampai sekarang pun sih masih baik tapi yah fisik tubuh udah tidak mendukung karena kurangnya latihan” tutur Sugeng.

Selama ia menjadi pelatih  di sekolah sekolah banyak tantangan yang ia dapat, seperti sekolah yang ia latih menuntut agar tim nya juara di kompetisi kompetisi yang sekolah itu ikuti. Itu adalah hal terberat bagi nya karena membawa menang sebuah tim di kompetisi itu tidak lah mudah baginya, Pertama tama anak anak yang mengikuti latihan di sekolah harus punya komitmen pada diri sendiri dlu tentunya agar anak itu sendiri mau mengikuti latihan  basket dengan suka bukan karena terpaksa , kedua anak yang ia latih jarang mengikuti club basket sehingga pengetahuan yang ia dapat hanya di sekolah saja dan itu pun pasti kurang karena waktu dan hari yang di tentukan.

Resiko yang ia dapat dari pekerjaan ini adalah ketika tim nya yang ia pegang tidak dapat menang di dalam sebuah kompetisi maka sekolah dapat melarang tim tersebut untuk mengikut kompetisi kompetisi sekolah lainnya , atau lebih parah lagi bila kalahnya terlalu banyak di banding menangnya pelatih dapat dipecat langsung dari tim tersebut.

“Selama ini sih saya belom pernah di pecat karena tim saya kalah” .  Ujar Sugeng.

“Prestasi yang saya banggakan selama saya menjadi pelatih adalah ketika saya melatih di club MBC, mungkin yang saya latih hanya lah usia sepuluh sampai 12 tahun namun di dalam usia tersebut lah dimana anak anak saya yang sudah berlatih giat dengan saya dan club ini pernah menjadi Tiga tahun juara berturut turut tanpa terkalahkan dengan Club Tangerang lainnya. Hal itu lah yang membuat saya bangga dengan anak anak di club MBC ini ,” Ujarnya 

Kemenangan yang ia dan anak anaknya dapat bukanlah sebuah kebetulan melainkan hasil kerja kerasnya mendidik anak menjadi disiplin dan menghormati orang tua. Selain dari saya, memang anak anaknya sendiri yang selalu berusaha keras dalam pertandingan pertandingan yang mereka ikuti. Rasa takut selalu mereka buang ketika menghadapi tim lain , sehingga kepercayaan diri mereka meningkat dan membuat permainan yang maksimal. “Selain belajar basket saya juga mengajarkan mereka sebuah sikap yang baik terhadap satu sama lain sehingga mereka membentuk keluarga ke dua di club basket ini” kata Sugeng.

Resikonya pun juga ada dalam memegang tim ini, contohnya ia pernah dimarahi oleh orang tua anak karena anaknya tidak main dalam kompetisi padahal anak tersebut sudah datang. Hal itu membuatnya bingung untuk menjawab pertanyaan dari orang tua anak itu , hanya kata maaf lah yang bisa ia utarakan dari mulutnya.

Prinsip yang ia pegang setiap hari adalah setiap hal yang ingin kita lakukan itu tidak selamanya akan berhasil , jadi setiap ketidak berhasilan itu saya anggap sebagai acuan untuk bisa maju lebih baik lagi ke depannya.










No comments:

Post a Comment