BENTENGKU KINI
Tak ada beda
dengan bangunan kuno yang angker. Memasuki kawasan bangunan pagar berkarat, cat
bangunan berwarna ungu yang terkelupas, rumput yang tinggi dan tak ada
aktivitas pasti apapun di kantor-kantor yang ada dibagian luar banguanan besar
yang disebut stadion Benteng ini.
Stadion yang
mampu menampung kapasitas 25.000 penonton ini semakin tampak tak terurus jika
memasuki pintu masuk stadion. Lantai kotor, tulisan-tulisan ber-pilox di tembok yang kusam dan kotorpun
menghiasi sepanjang penglihatan para pengunjung stadion ini. Tempat duduk para
pengunjung yang datang untuk mendukung tim kesayangan mereka yang bertanding
pun kini sudah dihiasi oleh rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela tembok
bangku yang juga dipenuhi pilox ulah
dari para suporter.
Stadion yang
merupakan markas dari dua tim sepak bola besar asal Tangerang yaitu PERSITA dan
PERSIKOTA ini sangat tidak terawat. Bahkan ketidakterawatan stadion ini banyak
disesali oleh masyarakat Tangerang dan pengurus yang berkantor disana.
Pak Oji.
Pria paruh baya yang bekerja di stadion Benteng sejak tahun 1994 ini mengaku
sangat kecewa dengan pemerintahan kabupaten Tangerang yang seharusnya membantu
dalam membiayai keterawatan stadion kebanggaan kota Tangerang ini.
Bapak enam
anak ini bekerja untuk stadion Benteng sebagai tukang cuci baju seragam para
pemain.
“Saya kerja
dari tahun ’94 disini, jadi tukang cuci seragam pemain yang kalo abis latihan
disini. Dulu saya diajak Pak Daeng kerja, saya digaji 25.000 waktu itu,” kenang
Pak Oji.
Pak Oji yang
saat ditemui sedang memperbaiki arena lompat jauh yang ada dipinggir lapangan
bola dalam stadion tersebut adalah seorang Benteng Viola, sebutan untuk
suporter tim sepak bola PERSITA.
Kecintaannya
kepada tim Viola (sebutan PERSITA) menjadi saksi perkembangan keterawatannya
stadion Benteng ini. Pak Oji mengaku bekerja untuk stadion ini dengan ikhlas
dan juga karena dia dipercaya oleh salah satu pengurus stadion yang sudah lama
ia kenal.
“Saya bisa
dibilang dipercaya lah sama Pak Daeng, makanya saya mau bekerja disini. Kalau
Pak Daeng minta bantu untuk stadion, ya saya bantu”, terangnya sambil terus
menyusun bata dan menimpanya dengan semen.
Dalam
membantu mengurus stadion, Pak Oji mengalami naik turun upah yang didapat
hingga sampai hari ini ia tidak digaji sama sekali.
“Dulu sempat
digaji 500 ribu, 1,5 juta, 1 juta terus turun lagi ke 500 ribu. Tapi sekarang,
yaa saya tidak dapat gaji lagi,” kenang bapak yang memiliki tiga anak yang
masih sekolah ini.
Masalah
keuangan sering ia alami dalam menghidupi keluarganya sehari-hari. Ia sempat
kebingungan saat anak ketiganya terkena tunggakan keuangan sekolah hingga
700ribu sedangkan dirinya sedang tidak ada kerjaan yang menghasilkan saat itu. Juga
beberapa waktu yang lalu istrinya sempat sakit dan ia butuh dana untuk
pengobatan istrinya, “Saya sempat minta kasbon untuk biaya pengobatan tapi nggak dapet”.
Perhatian
pemerintah kabupaten Tangerang terhadap stadion Benteng dan pengurusnya mustinya
lebih memberikan yang terbaik demi kesejahteraan stadion yang menjadi saksi
sejarah pemekaran daerah Tangerang pada tahun 1993. Perhatian terhadap stadion
yang beralamat di Jalan TMP Taruna, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang ini,
justru didapat dari pemerintah walikota Tangerang, Wahidin Halim.
Dikutip dari
Sindonews.com, 6 Maret 2013, Ia geram
dan hanya tidak ingin melihat kondisi Kota Tangerang yang saat ini sudah bersih
menjadi terganggu karena adanya aset Pemerintah Kabupaten yang dikenal sebagai
kota Adipura sejak meraih piala tersebut pada 2010 – 2012 ini menjadi terlantarkan.
“Ini
merupakan aset Kabupaten Tangerang, tapi tidak terurus. Semua aset kabupaten
disini tidak terurus. Kalau tidak sanggup, biar saya yang urus,” kata Wahidin
saat berada di Stadion Benteng, Tangerang.
Wahidin
mengerahkan pasukan kuning (petugas kebersihan) dari Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) dan Satpol PP Kota Tangerang untuk membersihkan stadion
Benteng. Tindakannya mengirim pasukan kuning untuk membersihkan stadion Benteng
bukan maksud untuk mengambil alih stadion ini dari pemerintahan kabupaten tapi
karena geram untuk membersihkan karena tidak terurus.
Namun,
setelah dilakukan verivikasi, Apakah ada pasukan kuning kiriman dari walikota
Tangerang yang membantu untuk membersihkan stadion ini? Pak Oji menjawab,
“Tidak ada yang datang, yaa kayak yang dilihat sekarang, stadion ini
begini-begini saja. Dan stadion ini kan tanggung jawab kabupaten bukan walikota.”
Sejak tidak
PERSITA dan PERSIKOTA Tangerang masuk dalam Liga Super Indonesia(LSI), mereka
jarang menggunakan stadion Benteng untuk pertandingan dikarenakan stadion ini
tidak memenuhi standar LSI dan sering terjadinya adu suporter yang menyebabkan
kerusuhan.
Adu suporter
para pendukung yang bertanding sering menimbulkan kerusuhan bahkan pernah
menyebabkan seseorang meninggal akibat penyerangan kasar suporter. Salah
seorang warga Tangerang, Syahrul, menceritakan salah seorang teman sekolahnya
pernah menjadi korban jiwa saat pertandingan di stadion Benteng sekitar tahun
2007/2008.
“Temen saya
itu pertama kali nonton bola di stadion itu, dan pas ada kerusuhan suporter dia
lari panik dan dia kabur naik ke salah satu angkot yang melintas. Ada suporter
lawan yang melihat dia kabur ke angkot terus menariknya keluar dan dia
digebukin. Kondisi dia kritis selama tiga hari di Rumah Sakit dan tak lama itu
meninggal,” kenangnya.
“Dia dikejar
superter lawan soalnya dia pakai jersey
dari PERSITA,” lanjutnya.
Alasan
keamanan pertandingan dan pasca pertandingan juga menjadi alasan tidak lagi
diselenggaraknnya pertandingan besar di stadion Benteng. Namun, stadion
tersebut masih digunakan untuk para pemain yang melakukan latihan, untuk SSB
(sekolah sepak bola) yang bernaung disitu, PERSITA U-21, dan pertandingan acara
luar seperti DANONE CUP yang melakukan babak kualifikasi untuk regional
Tangerang di stadion Benteng.
“Sebenarnya
untuk pertandingan stadion ini masih bisa dipakai, hanya saja yang
dijkhawatirkan adalah suporternya. Karena gak jarang disini masalah datang dari
suporternya bukan dari tim yang bertanding,” ujar Pak Daeng saat ditemui di
kantor sekretariat.
Tim PERSITA
dan PERSIKOTA memang sudah tidak rutin lagi menggunakan stadion Benteng sebagai
markas lagi. Kini PERSITA memiliki markas sementara di daerah Kuningan, Jawa
Barat sedangkan PERSIKOTA hanya beberapa kali saja.
Pemerintah
Kabupaten Tangerang akan membangun stadion sebagai ganti dari stadion Benteng
yang berencana akan membangun stadion baru untuk PERSITA dengan memilih lokasi
di kelurahan Bojongnangka, kecamatan Pagedangan. Stadion baru untuk PERSITA
diperkirakan akan rampung pada tahun 2014.
Stadion yang
berpijak ditanah seluas 44.000 m2 ini berkantor tiga kantor
sekretariat yaitu kantor sekretariat PERSITA, PERSIKOTA dan kantor Pengurus
Cabang PSSI. Keberadaan kantor Pengurus Cabang PSSI di Stadion Benteng tak
tampak memberikan perhatian terhadap keterawatan stadion Benteng. Keberadaan
kantor PENGCAB PSSI disana seharusnya menjadi gertakan bagi pemerintah
kabupaten Tangerang untuk segera merenovasi atau memberikan perhatian lebih
kepada stadion menjadi yang lebih layak
lagi dan sesuai standar Liga Super Indonesia agar tim-tim besar Indonesia
seperti PERSITA dan PERSIKOTA dapat kembali bertanding di Stadion Benteng.
Selain itu,
ada kantor cabang KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan beberapa kantor
pengurus juga yang berada disana. Tapi tak tampak ada kegiatan atau aktivitas
kantor yang ada disana. Ruang-ruang yang disebut kantor terlihat hanya ruangan
kotor, bahkan salah satu kantor yang kosong terlihat seperti penjara. Dengan
pagar teralis hitam dan lantai ubin keramik yang kotor di dalamnya tanpa furniture kantor yang ada.
Stadion yang
diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1, H.R. Moh. Yogie S.M pada 11
Januari 1989 ini kini lebih dikenal sebagai ‘kandang kambing’ karena rumput
ilalang yang tinggi tumbuh disekitar stadion. Disekeliling stadion juga sudah
menjadi tempat tinggal bagi pengurus stadion seperti Pak Oji dan keluarga.
Bahkan Pak Oji juga membuka warung kopi di depan ruangan yang ia dan keluarga
sebut tempat tinggal. Warung yang dijaga oleh anak kedua Pak Oji tersebut
merupakan salah satu tambahan untuk membiayai keuangan sehari-hari apabila
tidak ada pekerjaan yang diberikan kepadanya dari pengelola stadion Benteng.
Bukan hanya
Pak Oji dan keluarga saja yang tinggal disitu, bahkan ada pemulung yang saat
siang itu sedang tertidur pulas dengan hanya beralaskan kardus bekas yang
terhampar bersama tumpukan botol-botol
bekas disampingnya. Pemandangan tersebut terlihat di lantai-lantai teras bagian
kanan stadion.
Sebenarnya,
Stadion Benteng memiliki lokasi yang strategis di tengah kota Tangerang. Berada
di daerah pemerintahan kota yang dijadikan paru-paru kota Tangerang, Satadion
Benteng memiliki pemandangan indah jika dari dalam stadion terlihat kubah
masjid indah dari Masjid Raya Al-Azhom, masjid yang berada berhadapan dengan
gedung Pemerintah Kota dan DPRD kota Tangerang. Pohon – pohon yang rindang dan
asri pun tumbuh disekitar Stadion. Untuk masyarakat yang ingin bertandang ke
stadion pun sudah stratergi dengan angkutan umum yang banyak lalu-lalang
disana. Hanya disayangkan pemandangan tak elok diantara bangunan pemerintahan
daerah yang asri tersebut datang dari bangunan dari olah raga yang paling
digemari di Indonesia, sepak bola, dari Stadion Benteng yang terlihat seperti
banguan tua yang tak terurus. Bahkan mungkin orang yang baru melewati stadion
itu tidak tahu kalau itu adalah sebuah Stadion kebanggan kota Tangerang dan
markas dari dua tim sepak bola besar di Indonesia, PERSITA dan PERSIKOTA. Pemandangan
itu akan terlihat lebih indah lagi jika didukung dengan kondisi lapangan yang
juga bersih dan terawat. Agar setiap orang yang melewati daerah sekitar
Tangerang kota tersebut melihat kelengkapan indahnya daerah itu.
Masih banyak
harapan yang datang dari fans tim PERSIKOTA dan PERSITA Tangerang serta
masyarakat yang ada di Tangerang untuk melihat Stadion Benteng yang rapi,
terawat dan bersih. Hal tersebut dapat terwujud apabila pemerintah kabupaten
kota Tangerang segera mungkin untuk memperbaiki kelayakan Stadion Benteng agar
masyarakat Tangerang bisa menikmati tim kesayangan mereka bertanding disana dan
menjadi kembali sebagai Stadion kebanggan kota Tangerang. Dalam hal ini selain
dapat memuaskan keinginan masyarakat kota Tangerang dan para pecinta sepak bola
juga dapat memperbaiki citra pemerintahan kabupaten kota Tangerang yang diniai
lamban dalam menangani perawatan Stadion Benteng ini. Tindakan pemerintah
Kabupaten Kota Tangerang untuk Stadion Benteng juga akan membawa kebanggan
untuk kota dan masyarakat Kota Tangerang.
*Tulisan ini diperuntukan untuk pengambilan nilai UAS mata kuliah Penulisan Feature*
Salam
RIMA WAHYUNINGRUM
No comments:
Post a Comment