Wednesday, June 19, 2013

BENTENGKU KINI


BENTENGKU KINI

Tak ada beda dengan bangunan kuno yang angker. Memasuki kawasan bangunan pagar berkarat, cat bangunan berwarna ungu yang terkelupas, rumput yang tinggi dan tak ada aktivitas pasti apapun di kantor-kantor yang ada dibagian luar banguanan besar yang disebut stadion Benteng ini.

Stadion yang mampu menampung kapasitas 25.000 penonton ini semakin tampak tak terurus jika memasuki pintu masuk stadion. Lantai kotor, tulisan-tulisan ber-pilox di tembok yang kusam dan kotorpun menghiasi sepanjang penglihatan para pengunjung stadion ini. Tempat duduk para pengunjung yang datang untuk mendukung tim kesayangan mereka yang bertanding pun kini sudah dihiasi oleh rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela tembok bangku yang juga dipenuhi pilox ulah dari para suporter.
Stadion yang merupakan markas dari dua tim sepak bola besar asal Tangerang yaitu PERSITA dan PERSIKOTA ini sangat tidak terawat. Bahkan ketidakterawatan stadion ini banyak disesali oleh masyarakat Tangerang dan pengurus yang berkantor disana.

Pak Oji. Pria paruh baya yang bekerja di stadion Benteng sejak tahun 1994 ini mengaku sangat kecewa dengan pemerintahan kabupaten Tangerang yang seharusnya membantu dalam membiayai keterawatan stadion kebanggaan kota Tangerang ini.

Bapak enam anak ini bekerja untuk stadion Benteng sebagai tukang cuci baju seragam para pemain.
“Saya kerja dari tahun ’94 disini, jadi tukang cuci seragam pemain yang kalo abis latihan disini. Dulu saya diajak Pak Daeng kerja, saya digaji 25.000 waktu itu,” kenang Pak Oji.
Pak Oji yang saat ditemui sedang memperbaiki arena lompat jauh yang ada dipinggir lapangan bola dalam stadion tersebut adalah seorang Benteng Viola, sebutan untuk suporter tim sepak bola PERSITA.
Kecintaannya kepada tim Viola (sebutan PERSITA) menjadi saksi perkembangan keterawatannya stadion Benteng ini. Pak Oji mengaku bekerja untuk stadion ini dengan ikhlas dan juga karena dia dipercaya oleh salah satu pengurus stadion yang sudah lama ia kenal.

“Saya bisa dibilang dipercaya lah sama Pak Daeng, makanya saya mau bekerja disini. Kalau Pak Daeng minta bantu untuk stadion, ya saya bantu”, terangnya sambil terus menyusun bata dan menimpanya dengan semen.

Dalam membantu mengurus stadion, Pak Oji mengalami naik turun upah yang didapat hingga sampai hari ini ia tidak digaji sama sekali.

“Dulu sempat digaji 500 ribu, 1,5 juta, 1 juta terus turun lagi ke 500 ribu. Tapi sekarang, yaa saya tidak dapat gaji lagi,” kenang bapak yang memiliki tiga anak yang masih sekolah ini.

Masalah keuangan sering ia alami dalam menghidupi keluarganya sehari-hari. Ia sempat kebingungan saat anak ketiganya terkena tunggakan keuangan sekolah hingga 700ribu sedangkan dirinya sedang tidak ada kerjaan yang menghasilkan saat itu. Juga beberapa waktu yang lalu istrinya sempat sakit dan ia butuh dana untuk pengobatan istrinya, “Saya sempat minta kasbon untuk biaya pengobatan tapi nggak dapet”.
Perhatian pemerintah kabupaten Tangerang terhadap stadion Benteng dan pengurusnya mustinya lebih memberikan yang terbaik demi kesejahteraan stadion yang menjadi saksi sejarah pemekaran daerah Tangerang pada tahun 1993. Perhatian terhadap stadion yang beralamat di Jalan TMP Taruna, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang ini, justru didapat dari pemerintah walikota Tangerang, Wahidin Halim.

Dikutip dari Sindonews.com, 6 Maret 2013, Ia geram dan hanya tidak ingin melihat kondisi Kota Tangerang yang saat ini sudah bersih menjadi terganggu karena adanya aset Pemerintah Kabupaten yang dikenal sebagai kota Adipura sejak meraih piala tersebut pada 2010 – 2012 ini menjadi terlantarkan.
“Ini merupakan aset Kabupaten Tangerang, tapi tidak terurus. Semua aset kabupaten disini tidak terurus. Kalau tidak sanggup, biar saya yang urus,” kata Wahidin saat berada di Stadion Benteng, Tangerang. 
Wahidin mengerahkan pasukan kuning (petugas kebersihan) dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Satpol PP Kota Tangerang untuk membersihkan stadion Benteng. Tindakannya mengirim pasukan kuning untuk membersihkan stadion Benteng bukan maksud untuk mengambil alih stadion ini dari pemerintahan kabupaten tapi karena geram untuk membersihkan karena tidak terurus.
Namun, setelah dilakukan verivikasi, Apakah ada pasukan kuning kiriman dari walikota Tangerang yang membantu untuk membersihkan stadion ini? Pak Oji menjawab, “Tidak ada yang datang, yaa kayak yang dilihat sekarang, stadion ini begini-begini saja. Dan stadion ini kan tanggung jawab kabupaten bukan walikota.”
Sejak tidak PERSITA dan PERSIKOTA Tangerang masuk dalam Liga Super Indonesia(LSI), mereka jarang menggunakan stadion Benteng untuk pertandingan dikarenakan stadion ini tidak memenuhi standar LSI dan sering terjadinya adu suporter yang menyebabkan kerusuhan.
Adu suporter para pendukung yang bertanding sering menimbulkan kerusuhan bahkan pernah menyebabkan seseorang meninggal akibat penyerangan kasar suporter. Salah seorang warga Tangerang, Syahrul, menceritakan salah seorang teman sekolahnya pernah menjadi korban jiwa saat pertandingan di stadion Benteng sekitar tahun 2007/2008.
“Temen saya itu pertama kali nonton bola di stadion itu, dan pas ada kerusuhan suporter dia lari panik dan dia kabur naik ke salah satu angkot yang melintas. Ada suporter lawan yang melihat dia kabur ke angkot terus menariknya keluar dan dia digebukin. Kondisi dia kritis selama tiga hari di Rumah Sakit dan tak lama itu meninggal,” kenangnya.
“Dia dikejar superter lawan soalnya dia pakai jersey dari PERSITA,” lanjutnya.
Alasan keamanan pertandingan dan pasca pertandingan juga menjadi alasan tidak lagi diselenggaraknnya pertandingan besar di stadion Benteng. Namun, stadion tersebut masih digunakan untuk para pemain yang melakukan latihan, untuk SSB (sekolah sepak bola) yang bernaung disitu, PERSITA U-21, dan pertandingan acara luar seperti DANONE CUP yang melakukan babak kualifikasi untuk regional Tangerang di stadion Benteng.
“Sebenarnya untuk pertandingan stadion ini masih bisa dipakai, hanya saja yang dijkhawatirkan adalah suporternya. Karena gak jarang disini masalah datang dari suporternya bukan dari tim yang bertanding,” ujar Pak Daeng saat ditemui di kantor sekretariat.
Tim PERSITA dan PERSIKOTA memang sudah tidak rutin lagi menggunakan stadion Benteng sebagai markas lagi. Kini PERSITA memiliki markas sementara di daerah Kuningan, Jawa Barat sedangkan PERSIKOTA hanya beberapa kali saja.
Pemerintah Kabupaten Tangerang akan membangun stadion sebagai ganti dari stadion Benteng yang berencana akan membangun stadion baru untuk PERSITA dengan memilih lokasi di kelurahan Bojongnangka, kecamatan Pagedangan. Stadion baru untuk PERSITA diperkirakan akan rampung pada tahun 2014.
Stadion yang berpijak ditanah seluas 44.000 m2 ini berkantor tiga kantor sekretariat yaitu kantor sekretariat PERSITA, PERSIKOTA dan kantor Pengurus Cabang PSSI. Keberadaan kantor Pengurus Cabang PSSI di Stadion Benteng tak tampak memberikan perhatian terhadap keterawatan stadion Benteng. Keberadaan kantor PENGCAB PSSI disana seharusnya menjadi gertakan bagi pemerintah kabupaten Tangerang untuk segera merenovasi atau memberikan perhatian lebih kepada stadion menjadi  yang lebih layak lagi dan sesuai standar Liga Super Indonesia agar tim-tim besar Indonesia seperti PERSITA dan PERSIKOTA dapat kembali bertanding di Stadion Benteng.
Selain itu, ada kantor cabang KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan beberapa kantor pengurus juga yang berada disana. Tapi tak tampak ada kegiatan atau aktivitas kantor yang ada disana. Ruang-ruang yang disebut kantor terlihat hanya ruangan kotor, bahkan salah satu kantor yang kosong terlihat seperti penjara. Dengan pagar teralis hitam dan lantai ubin keramik yang kotor di dalamnya tanpa furniture kantor yang ada.
Stadion yang diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1, H.R. Moh. Yogie S.M pada 11 Januari 1989 ini kini lebih dikenal sebagai ‘kandang kambing’ karena rumput ilalang yang tinggi tumbuh disekitar stadion. Disekeliling stadion juga sudah menjadi tempat tinggal bagi pengurus stadion seperti Pak Oji dan keluarga. Bahkan Pak Oji juga membuka warung kopi di depan ruangan yang ia dan keluarga sebut tempat tinggal. Warung yang dijaga oleh anak kedua Pak Oji tersebut merupakan salah satu tambahan untuk membiayai keuangan sehari-hari apabila tidak ada pekerjaan yang diberikan kepadanya dari pengelola stadion Benteng.
Bukan hanya Pak Oji dan keluarga saja yang tinggal disitu, bahkan ada pemulung yang saat siang itu sedang tertidur pulas dengan hanya beralaskan kardus bekas yang terhampar  bersama tumpukan botol-botol bekas disampingnya. Pemandangan tersebut terlihat di lantai-lantai teras bagian kanan stadion.
Sebenarnya, Stadion Benteng memiliki lokasi yang strategis di tengah kota Tangerang. Berada di daerah pemerintahan kota yang dijadikan paru-paru kota Tangerang, Satadion Benteng memiliki pemandangan indah jika dari dalam stadion terlihat kubah masjid indah dari Masjid Raya Al-Azhom, masjid yang berada berhadapan dengan gedung Pemerintah Kota dan DPRD kota Tangerang. Pohon – pohon yang rindang dan asri pun tumbuh disekitar Stadion. Untuk masyarakat yang ingin bertandang ke stadion pun sudah stratergi dengan angkutan umum yang banyak lalu-lalang disana. Hanya disayangkan pemandangan tak elok diantara bangunan pemerintahan daerah yang asri tersebut datang dari bangunan dari olah raga yang paling digemari di Indonesia, sepak bola, dari Stadion Benteng yang terlihat seperti banguan tua yang tak terurus. Bahkan mungkin orang yang baru melewati stadion itu tidak tahu kalau itu adalah sebuah Stadion kebanggan kota Tangerang dan markas dari dua tim sepak bola besar di Indonesia, PERSITA dan PERSIKOTA. Pemandangan itu akan terlihat lebih indah lagi jika didukung dengan kondisi lapangan yang juga bersih dan terawat. Agar setiap orang yang melewati daerah sekitar Tangerang kota tersebut melihat kelengkapan indahnya daerah itu.
Masih banyak harapan yang datang dari fans tim PERSIKOTA dan PERSITA Tangerang serta masyarakat yang ada di Tangerang untuk melihat Stadion Benteng yang rapi, terawat dan bersih. Hal tersebut dapat terwujud apabila pemerintah kabupaten kota Tangerang segera mungkin untuk memperbaiki kelayakan Stadion Benteng agar masyarakat Tangerang bisa menikmati tim kesayangan mereka bertanding disana dan menjadi kembali sebagai Stadion kebanggan kota Tangerang. Dalam hal ini selain dapat memuaskan keinginan masyarakat kota Tangerang dan para pecinta sepak bola juga dapat memperbaiki citra pemerintahan kabupaten kota Tangerang yang diniai lamban dalam menangani perawatan Stadion Benteng ini. Tindakan pemerintah Kabupaten Kota Tangerang untuk Stadion Benteng juga akan membawa kebanggan untuk kota dan masyarakat Kota Tangerang.


*Tulisan ini diperuntukan untuk pengambilan nilai UAS mata kuliah Penulisan Feature*
Salam 

RIMA WAHYUNINGRUM

No comments:

Post a Comment