Mendengar kata
“wisata kuliner”, pasti akan terbayangkan di benak kita sekumpulan penjual
makanan dengan bermacam-macam jenis hidangan. Mulai dari yang goreng, rebus,
bakar, basah ataupun kering. Pemandangan inilah yang saya temukan di Pasar Lama
Kisamaun, Tangerang. Dengan lokasi yang cukup strategis, tempat ini menjadi
favorit warga Tangerang untuk ber-kuliner ria terutama di malam hari.
Kali ini saya
memutuskan untuk datang di sore hari karena penasaran dengan suasana kuliner
malam pasar lama. Sore itu, jalan selebar 3-5 meter itu masih tampak lengang.
Namun beberapa mobil sudah terlihat parkir juga becak-becak dan pejalan kaki
berseliweran di sepanjang jalan Kisamaun. Tepat di depan saya terdapat sebuah bangunan
yang cukup besar, berwarna merah menyala
dengan berhiaskan lampion dan patung khas Cina. Di pintu depannya terpampang
tulisan “Boen Tek Bio” dalam latin dan kanji.
Dari namanya
sudah jelas bahwa bangunan ini merupakan sebuah klenteng. Menariknya, Boen Tek
Bio ini adalah klenteng tertua yang ada di Tangerang. Meskipun berdiri sejak
tahun 1684 (tiga abad), klenteng ini tetap berdiri kokoh hingga sekarang.
Bicara soal klenteng, daerah pasar lama ini memang merupakan tempat tinggal
para pribumi asli yaitu “cina benteng”. Karena itulah, lokasi ini juga dikenal
dengan kawasan “Pecinaan” Kota Tua Tangerang. Kesan ini juga terlihat dari
bangunan dan beberapa toko dengan nuansa cina, seperti toko obat “Ban An Tong”.
Di seberang
klenteng, terdapat sebuah kedai yang cukup terkenal di kawasan tersebut, yaitu
“Roti Bakar 88” atau biasa di kenal dengan “Robak 88”. Kedai ini merupakan
sebuah “cafe” sederhana yang menyediakan berbagai jajanan ringan dengan harga
yang sangat terjangkau. Menu andalan dari Robak 88 ini sudah pasti Roti
bakarnya yang spesial. Mengapa? Usut punya usut ternyata Roti yang mereka
gunakan adalah roti tawar buatan sendiri, loh.
Selain itu,
disini juga tersedia pisang bakar, pancake, burger, kentang goreng, indomie
serta bermacam-macam minuman. Harga yang ditawarkan pun terbilang murah,
dibawah Rp 20.000,- saja. Dengan konsep semi-outdoor, Robak 88 juga menjadi
tempat favorit bagi masyarakat, terutama mahasiswa dan anak sekolah. Hanya saja
kita baru bisa mengunjungi tempat ini dari sore hingga malam hari.
Matahari sudah
mulai turun, seiringan dengan mulai terciumnya asap dari sate-sate dan
otak-otak yang tengah dibakar. Beberapa penjual yang memang hanya buka di malam
hari, seperti martabak sudah mulai menata gerobak dan kedainya. Sementara itu,
toko-toko yang berada di sepanjang jalan satu persatu sudah mulai tutup. Dalam
beberapa menit saja kawasan ini sudah mulai ramai dengan pengunjung. Terdengar
klakson mobil dan motor yang saling berebut mencari tempat parkir.
“Disini aktifnya
memang dari sore sampai malam, ramenya itu jam-jam 10-11..” jelas seorang juru
parkir yang telah bekerja disini selama lima tahun.
Begitu melewati
maghrib, jalan kisamaun ini telah dipadati oleh kedai-kedai makanan. Mulai dari
makanan Indonesia seperti soto, sate, bakso, asinan, mie ayam hingga makanan
mancanegara seperti roti cane yang berasal dari India. Bahkan penjualnya
sendiri pun asli dari India bernama Jayamani. Jangan khawatir dengan harga dan
rasanya, dijamin akan puas. Saking banyaknya jenis makanan yang dijajakan,
tidak cukup satu hari untuk menyusuri satu per-satu jajanan yang ada di pasar
lama ini.
Selain kuliner,
banyak hal menarik di kawasan ini. Pagi hari misalnya, tempat ini memang
merupakan sebuah pasar tradisional. Uniknya, pasar tersebut hanya terletak
dalam sebuah gang sempit yang dipenuhi dengan kios-kios kecil. Pasar tersebut
aktif dari pukul 7 hingga 10 pagi saja. Pada siang hari, kawasan ini ramai
dengan toko-toko yang menjual perlengkapan komputer yang juga di bandrol dengan
harga miring.
Salah satu
tempat rekomendasi yang paling terkenal, yaitu “Pinguin”. Toko selalu ramai
dikunjungi masyarakat yang ingin membeli aksesoris atau perlengkapan elektronik
lainnya. Yang membuat toko ini berbeda ialah, sistem pelayanannya yang mirip
dengan apotek. Pembeli harus mengantri untuk membeli atau sekedar bertanya.
Begitu tiba gilirannya dan membayar, pembeli harus menunggu dipanggil namanya
untuk mengambil barang yang dibelinya.
Satu lagi
oleh-oleh dari pasar lama yang tidak dapat dilewatkan, yaitu penjaja
bunga-bunga cantik. Bunga yang dijual disini tentu saja bunga asli dengan jenis
dan warna yang bervarian. Cocok untuk hiasan dirumah atau hadiah untuk orang
yang dikasihi.
Mau menikmati
kuliner sambil berbelanja murah meriah? Pasar lama Kisamaun inilah tempatnya,
murah dan mudah dijangkau oleh segala kalangan.
oleh: Eka Laili Rosidha-11140110141
No comments:
Post a Comment