Wednesday, June 19, 2013

Tembok Basah dan Berdarah

Feature Peristiwa

Ini bisa dibilang sebuah peristiwa yang sangat mengemparkan di daerah Jakarta Utara. Bisa jadi anda sudah pernah mengetahuinya dengan mambaca surat kabar yang menyajikan berita Kriminal sebagai unggulannya, bisa jadi dari mulut ke mulut atau berita televisi, namun jika anda ingin tau lebih dekat maka saya merupakan orang bisa dibilang cukup tepat untuk menceritakan hal ini, karena tempat tinggal saya hanya selemparan batu dengan tempat kejadian yang sempat menguncang itu, bukan hanya menguncang decak kagum karena seperti di film film luar negeri namun menguncang harga real estate di daerah Jakarta Utara.

Sekitar 14 tahun lalu…..

Lebih tepatnya tanggal berapa saya tidak tau persis karena saya masih berumur 6 tahun dan baru akan memasuki usia sekolah dasar.

Kami sekeliling mendapatkan kabar tidak mengenakan terjadi di perumahan kami yang dikenal damai dan tidak ada keributan, namun seketika itu juga mobil polisi datang, mengecek rumah kami satu persatu macam film NCIS atau CSI yang biasa kita tonton di televisi berlanganan.

Pintu diketok satu persatu apakah ada yang mengenal seorang bapak yang kita sebut saja Anton, karena memang ketika saya tanyakan ke narasumber soal kejadian itu yang tidak lain tidak bukan yang adalah ayah saya, ayah menolak untuk memberitahukan nama orang yang menjadi pokok kejadian masalah itu. Karena ini adalah salah satu kejadian paling menegangkan yang pernah terjadi di Sunter, Jakarta Utara

*********

Posisi tempat yang menjadi pokok permasalahan hari itu sekitar 14 tahun lalu tidak asing bagi saya, bahkan saya masih ingat suasana tempat tersebut karena memang hamper bersebrangan dengan teman kecil saya yang tinggal disana.

Suara pukulan batu, dan suara mesin pengaduk semen menjadi soundtrack disana.
Teriakan mandor menghiasi setiap harinya, dimana dipekerjakan 6 orang pembuat bangunan atau nama sederhana-nya adalah Kuli. Saat itu kira kira saya masih TK dan belum begitu mengerti sedang membuat apa, intinya saya hanya bermain dan lalu lalang disana hampir setiap hari.

Anton, seorang pria muda yang terkenal di komplek perumahan kita itu adalah seorang pengusaha dan mempunyai toko di daerah Glodok dan Asemka. Dia terkenal dengan kesibukannya berjualan karena memang dia mempunyai toko yang sangat laku, setiap hari dia selalu melakukan aktivitasnya, pergi pagi pulang malam, kebetulan dia adalah salah satu tetangga yang paling sulit ditemui sehingga memicu banyak gossip negatif yang tersemat pada dirinya.

Anton memiliki seorang anak dan istri, mereka juga kurang begitu bersosialisasi kepada tetangga sekitar.
Suatu saat, Anton memutuskan untuk memperbaharui rumah yang mereka tinggali, maka disewanya seorang mandor dan 6 orang kuli. Mereka telah menyusun segala keperluan. Istri dan akanya segera dicarikan rumah kost agar pembangunan bisa berjalan dengan baik. Namun, ada hal aneh yang benar benar membuat kami para tetangga heran.

Anton memindahkan 80persen barang barangnya ke rumah kost yang telah ia sewa tidak jauh dari rumah, namun 20persen sisanya Anton tetap meletakannya didalam rumah dan mengumpulkannya dalam 1 ruangan, yaitu kamar depan yang biasa dia tiduri. Dan lebih unik-nya Anton tidak tinggal bersama anak istrinya di Kost-an yang sudah dia sewa melainkan tetap tidur di kamar depan dan sesekali menjenguk keadaan anak istrinya.

Hal tersebut membuat kami tetangga merasa aneh, dimana seluruh bagian rumahnya sudah dalam tahap renovasi namun kenapa kamar depan-nya tidak kunjung dibenahi. Terlihat Anton seperti melindungi sesuatu atau merehasiakan sesuatu.

3bulan pekerjaan rumah itu berlangsung dan estimasi selesai adalah 7 bulan. Namun saat bulan ke3 itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka para kuli berhak mendapat upah tambahan atau THR yang dia janjikan, namun Ramadhan itu akan berlangsung hari senin, dan hari ini masih hari Jumat. Kebetulan, Mandor sedang tidak ada ditempat karena berhalangan hadir dikarenakan istri sang mandor sakit.

4 pekerja bangunan itu mengetuk pintu kamar Anton, meminta THR yang harusnya diterima hari senin. Anton menolak memberikan karena sesuai perjanjian segala macam pemberian uang harus melalui Mandor, namun tidak hanya menolak, Anton sedikit menambahkan bumbu pedas kepada para pekerja dengan sedikit banyak melampiaskan kemarahan dalam bentuk caci maki.

‘Apa apaan minta THR ? Kerja belum benar mau THR ! pikir pake otak, kalau kerja sudah benar tidak usah minta pasti saya kasih’ kira kira itu kata kata pedas dan makian yang Anton ucapkan kepada para pekerja.

Suasana hari itu terik panas dan dalam keadaan puasa, maka tanpa berfikir dan pertimbangan matang, seorang pekerja melepaskan pukulan mentah ke wajah Anton dan pukulan ke belakang kepala Anton dengan balok yang digengamnya.
Anton pingsan seketika dengan darah bercucuran di lantai yang belum berkeramik.

*********

3 hari tidak ada kabar dari Anton. Keluarga ikutan cemas sehingga menelpon pihak berwajib, hal yang sama dirasakan sang mandor yang binggung kenapa para pekerja tidak meminta THR dan soal keberadaan Anton.
Maka datanglah pihak berwajib sekaligus membawa anjing pelacak untuk melacak keberadaan mereka yang dicari itu. Anjing dilepas di daerah komplek perumahan, namun seekor anjing terus mengendus ke bagian tembok tangga, terus mengendus sehingga menarik perhatian pihak berwajib yang mulai mempertanyakan perilaku tersebut, karena biasanya hal tersebut terjadi ketika anjing itu telah mendapatkan buruan yang dicari atau telah dekat dengan objek yang dicari.

Maka dengan sigap polisi mengambil palu dan memecahkan tembok tersebut, karena kebetulan tembok itu masih dingin yang berarti adalah hasil cor-an baru baru ini. Dikerahkan 3 aparat untuk membongkar tembok itu. Maka tanpa diduga, polisi menemukan Anton seperti patung dan tidak bernyawa serta mengeras akibat cor-an dan luka dikepalanya. Anton ditemukan tewas tidak bernyawa.
4 hari kemudia polisi berhasi menangkap 4 pekerja yang menjadi pelaku pembunuhan sadis Anton di kampung masing masing.

‘Awalnya, Anton belum tewas masih pingsan namun karena kami takut dia sadar dan melaporkan kami ke polisi maka kami langsung menyeret dia ke bawah tangga, dan mengecor-nya hari itu juga’ kata salah satu pelaku ketika diminta keterangan Polisi.

Ketika polisi melakukan pengecekan TKP maka ditemukan balok berdarah, dan ternyata Kamar yang tidak kunjung direnovasi memiliki berangkas sebensar TV 21 inch yang ditanam di bawah meja kerja Anton, ketika ditanya pihak keluarga, ternyata memang dibawah sana dikumpulkannya hasil keuntungan toko yang dia kelola.

Dan menurut bagian forensik, Anton tidak tewas 3 hari lalu namun 2 hari lalu yang berindikasi Anton sempat sadar selama 1 hari didalam tembok yang menunggu waktu untuk mengeras.



Joshua Gunadhi
 (11140110222)
Penulisan Feature
 (Kelas C1)
Bpk. Samiaji Bintang
*joshuagunadhi.wordpress.com*

No comments:

Post a Comment