Feature
Peristiwa
Ini bisa
dibilang sebuah peristiwa yang sangat mengemparkan di daerah Jakarta Utara.
Bisa jadi anda sudah pernah mengetahuinya dengan mambaca surat kabar yang
menyajikan berita Kriminal sebagai unggulannya, bisa jadi dari mulut ke mulut
atau berita televisi, namun jika anda ingin tau lebih dekat maka saya merupakan
orang bisa dibilang cukup tepat untuk menceritakan hal ini, karena tempat
tinggal saya hanya selemparan batu dengan tempat kejadian yang sempat
menguncang itu, bukan hanya menguncang decak kagum karena seperti di film film
luar negeri namun menguncang harga real estate di daerah Jakarta Utara.
Sekitar 14
tahun lalu…..
Lebih
tepatnya tanggal berapa saya tidak tau persis karena saya masih berumur 6 tahun
dan baru akan memasuki usia sekolah dasar.
Kami
sekeliling mendapatkan kabar tidak mengenakan terjadi di perumahan kami yang
dikenal damai dan tidak ada keributan, namun seketika itu juga mobil polisi
datang, mengecek rumah kami satu persatu macam film NCIS atau CSI yang biasa
kita tonton di televisi berlanganan.
Pintu
diketok satu persatu apakah ada yang mengenal seorang bapak yang kita sebut
saja Anton, karena memang ketika saya tanyakan ke narasumber soal kejadian itu
yang tidak lain tidak bukan yang adalah ayah saya, ayah menolak untuk
memberitahukan nama orang yang menjadi pokok kejadian masalah itu. Karena ini
adalah salah satu kejadian paling menegangkan yang pernah terjadi di Sunter,
Jakarta Utara
*********
Posisi
tempat yang menjadi pokok permasalahan hari itu sekitar 14 tahun lalu tidak
asing bagi saya, bahkan saya masih ingat suasana tempat tersebut karena memang
hamper bersebrangan dengan teman kecil saya yang tinggal disana.
Suara
pukulan batu, dan suara mesin pengaduk semen menjadi soundtrack disana.
Teriakan
mandor menghiasi setiap harinya, dimana dipekerjakan 6 orang pembuat bangunan
atau nama sederhana-nya adalah Kuli. Saat itu kira kira saya masih TK dan belum
begitu mengerti sedang membuat apa, intinya saya hanya bermain dan lalu lalang
disana hampir setiap hari.
Anton,
seorang pria muda yang terkenal di komplek perumahan kita itu adalah seorang
pengusaha dan mempunyai toko di daerah Glodok dan Asemka. Dia terkenal dengan
kesibukannya berjualan karena memang dia mempunyai toko yang sangat laku,
setiap hari dia selalu melakukan aktivitasnya, pergi pagi pulang malam,
kebetulan dia adalah salah satu tetangga yang paling sulit ditemui sehingga
memicu banyak gossip negatif yang tersemat pada dirinya.
Anton
memiliki seorang anak dan istri, mereka juga kurang begitu bersosialisasi
kepada tetangga sekitar.
Suatu saat,
Anton memutuskan untuk memperbaharui rumah yang mereka tinggali, maka disewanya
seorang mandor dan 6 orang kuli. Mereka telah menyusun segala keperluan. Istri
dan akanya segera dicarikan rumah kost agar pembangunan bisa berjalan dengan
baik. Namun, ada hal aneh yang benar benar membuat kami para tetangga heran.
Anton
memindahkan 80persen barang barangnya ke rumah kost yang telah ia sewa tidak
jauh dari rumah, namun 20persen sisanya Anton tetap meletakannya didalam rumah
dan mengumpulkannya dalam 1 ruangan, yaitu kamar depan yang biasa dia tiduri.
Dan lebih unik-nya Anton tidak tinggal bersama anak istrinya di Kost-an yang
sudah dia sewa melainkan tetap tidur di kamar depan dan sesekali menjenguk
keadaan anak istrinya.
Hal tersebut
membuat kami tetangga merasa aneh, dimana seluruh bagian rumahnya sudah dalam
tahap renovasi namun kenapa kamar depan-nya tidak kunjung dibenahi. Terlihat
Anton seperti melindungi sesuatu atau merehasiakan sesuatu.
3bulan
pekerjaan rumah itu berlangsung dan estimasi selesai adalah 7 bulan. Namun saat
bulan ke3 itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka para kuli berhak mendapat
upah tambahan atau THR yang dia janjikan, namun Ramadhan itu akan berlangsung
hari senin, dan hari ini masih hari Jumat. Kebetulan, Mandor sedang tidak ada
ditempat karena berhalangan hadir dikarenakan istri sang mandor sakit.
4 pekerja
bangunan itu mengetuk pintu kamar Anton, meminta THR yang harusnya diterima
hari senin. Anton menolak memberikan karena sesuai perjanjian segala macam
pemberian uang harus melalui Mandor, namun tidak hanya menolak, Anton sedikit
menambahkan bumbu pedas kepada para pekerja dengan sedikit banyak melampiaskan
kemarahan dalam bentuk caci maki.
‘Apa apaan
minta THR ? Kerja belum benar mau THR ! pikir pake otak, kalau kerja sudah
benar tidak usah minta pasti saya kasih’ kira kira itu kata kata pedas dan
makian yang Anton ucapkan kepada para pekerja.
Suasana hari
itu terik panas dan dalam keadaan puasa, maka tanpa berfikir dan pertimbangan
matang, seorang pekerja melepaskan pukulan mentah ke wajah Anton dan pukulan ke
belakang kepala Anton dengan balok yang digengamnya.
Anton
pingsan seketika dengan darah bercucuran di lantai yang belum berkeramik.
*********
3 hari tidak
ada kabar dari Anton. Keluarga ikutan cemas sehingga menelpon pihak berwajib,
hal yang sama dirasakan sang mandor yang binggung kenapa para pekerja tidak
meminta THR dan soal keberadaan Anton.
Maka
datanglah pihak berwajib sekaligus membawa anjing pelacak untuk melacak
keberadaan mereka yang dicari itu. Anjing dilepas di daerah komplek perumahan,
namun seekor anjing terus mengendus ke bagian tembok tangga, terus mengendus
sehingga menarik perhatian pihak berwajib yang mulai mempertanyakan perilaku
tersebut, karena biasanya hal tersebut terjadi ketika anjing itu telah
mendapatkan buruan yang dicari atau telah dekat dengan objek yang dicari.
Maka dengan
sigap polisi mengambil palu dan memecahkan tembok tersebut, karena kebetulan
tembok itu masih dingin yang berarti adalah hasil cor-an baru baru ini.
Dikerahkan 3 aparat untuk membongkar tembok itu. Maka tanpa diduga, polisi
menemukan Anton seperti patung dan tidak bernyawa serta mengeras akibat cor-an
dan luka dikepalanya. Anton ditemukan tewas tidak bernyawa.
4 hari
kemudia polisi berhasi menangkap 4 pekerja yang menjadi pelaku pembunuhan sadis
Anton di kampung masing masing.
‘Awalnya,
Anton belum tewas masih pingsan namun karena kami takut dia sadar dan
melaporkan kami ke polisi maka kami langsung menyeret dia ke bawah tangga, dan
mengecor-nya hari itu juga’ kata salah satu pelaku ketika diminta keterangan
Polisi.
Ketika
polisi melakukan pengecekan TKP maka ditemukan balok berdarah, dan ternyata
Kamar yang tidak kunjung direnovasi memiliki berangkas sebensar TV 21 inch yang
ditanam di bawah meja kerja Anton, ketika ditanya pihak keluarga, ternyata
memang dibawah sana dikumpulkannya hasil keuntungan toko yang dia kelola.
Dan menurut bagian
forensik, Anton tidak tewas 3 hari lalu namun 2 hari lalu yang berindikasi
Anton sempat sadar selama 1 hari didalam tembok yang menunggu waktu untuk
mengeras.
Joshua Gunadhi
(11140110222)
Penulisan Feature
(Kelas C1)
Bpk. Samiaji Bintang
*joshuagunadhi.wordpress.com*
No comments:
Post a Comment