Wednesday, June 19, 2013

Nekad dengan Perhitungan

Feature Sosok/Tokoh

Nekad itu terjadi pada saat kita tau kemampuan kita dan tau kalau ada beberapa hal yang tidak bisa kita lakukan namun masih kita lakukan, namun kalau ‘punya nyai’ itu adalah kita tau kapasitas kita dan kita tau kalau kita bisa berhasil di satu hal dan kita punya keberanian untuk itu, nah itu baru disebut ‘’punya nyali’. ‘punya nyali’ disini diartikan kita masih ragu akan kemampuan kita yang membuat kita akhirnya tidak maju atau staknan pada suatu hal

Mengapa ada hal tersebut ? karena memang disini saya membahas tentang seseorang yang notabennya Nekad untuk melakukan sesuatu, namun akhirnya toh diujungnya atau sekarangnya dia berhasil dalam artian bukan sekedar sukses tapi apa yang dihasilkan benar benar menyebar ke segala penjuru dan hasil dari pekerjaannya telah membuat mimpi beberapa orang itu terwujud.

Perkenalkan, Bapak ini adalah David Karto

Bukan David Katro, seperti guyonan Tukul Arwana terhadap orang desa yang belum melek teknologi.

David Karto adalah seorang pengusaha di bidang Musik. Dia adalah orang Jakarta yang katanya tumbuh besar di daerah Mangga Besar dan tergabung dalam Geng yang disegani disana yaitu Pacinko. Saya tau soal Geng itu yang mempunyai ciri khas menggunakan Motor RX King dan membawa Samurai. Pengalaman dia adalah dari umur 17 dia menjadi DJ dengan pemikiran ingin memberikan hal baru kepada para pendengan sesuatu yang mungkin mereka belum pernah dengar.

Setelah 10 Tahun, akhirnya David berhenti menjadi pemutar piringan hitam dengan mesin elektronik, dia akhirnya membuat sebuah Toko yang menjual Vinyl atau dikenal dengan Piringan Hitam yang dimainkan dengan alat yang menggunakan Jarum, dan itu didirikannya di Gandaria yang menjadi awal sebuah Label Rekaman Independen nomor 1 di Indonesia, Demajors.

Awalnya Demajors adalah took yang menjual Vinyl, namun siapa yang sangka kalau akhirnya Demajors menjadi salah satu Perusahaan Rekaman yang paling digemari para musisi. 2001 awal didirikannya sebuah took yang menjual Vinyl dan kemudian mendirikan Demajors bersama dua rekannya, Adhi Djimar, dan Sandy Maheswara pada 30 Maret 2001.

2004. Demajors akhirnya bisa masuk ke ranah music Indonesia melalui jalur distribusi terlebih dahulu. DeMajors yang saat ini mengumpulkan lebih dari 100 artis lokal dengan beragam gaya musik. Artis seperti Rieka Roeslan,(Alm) Bubi Chen, Pure Saturday, Endah n Rhesa, Anda Perdana, Efek Rumah Kaca, tumbuh bersama DIMI (Demajors Independent Music Industries) dalam menegakkan iklim musik non-mainstream di Indonesia. Dan lebih dari 10 Artis non Indonesia juga berkerjasama dengan Demajors.

Demajors juga bertujuan untuk membina hubungan antara musik non-mainstream Indonesia dengan saingan internasionalnya. Rilisan DIMI saat ini dapat ditemui di took  musik ternama (Musik Plus, Disc Tarra, Duta Suara) maupun concept store (Goods Dept, Omuniuum, Unkl) yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.

Kerja keras Demajors selama 10 tahun terhadap musik ditandai dengan dianugrahi oleh Rolling Stone Magazine Indonesia’s editor’s choice award untuk The New Alternative di tahun 2009. Di bawah nama merek Demajors, DIMI membuat De Majors Butik yang menjual CD, merchandise band yang tidak ada di toko-toko lain dengan harga yang sama, studio recording, terdapat pula hall yang tidak terlalu besar untuk coaching dan gelaran media meet & greet di Gandaria.

Pertemuan saya dengan David Karto sebenarnya bukan hal yang disengaja. Saya dipanggil ke Kantor Demajors perihal pengiriman CV saya yang diperuntukan untuk tim Demajors. Tidak disangka CV saya dibaca dan saya langsung diemail oleh David Karto soal pertemuan kami. Sebagai penggemar musik hasil Demajors maka menjadi ‘dag dig dug’ bukan hal aneh.

Di pikran saya adalah ‘Gila, gue mao ketemu David Karto’. Disamping segala kekaguman saya terhadap dia, David yang semula dipiran saya adalah orang yang Sombong dan perokok keras ternayat itu semua diputarbalikan dengan berbeda. David sangat ramah, dia menghampiri saya di halaman belakang Demajors dengan menggunakan Celana Pendek dan Kaos bertuliskan ‘Del Piero’ di pungggung.

Salaman atau berjabat tangan ? David sepertinya kurang menyukai, dia lebih menykai Tos Tinju yang selalu dilakukannya ke rekan kerjanya, karena saya mengalami penolakan salaman sebanyak 4 kali, maklum saya kebiasaan bersalaman. Saya pikir hanya saya yang tidak bisa bersalaman dengan mas David. Ternyata, semua rekannya pun diperlakukan hal yang sama, mulai dr OB, Bagian Jurnalistik, Orang Radio dampai Jimmy ‘Morfem’ dan Jamie Aditya saat mereka berkunjung ke kantor Demajors di Fatmawati.

Kesulitan awal Demajors jelas adalah Dominannya pasar music Mainstream, dan ketakutan tidak berhasilnya jika Demajors terus bergerak di aliran anti-mainstream, namun hal tersebut dipatahkan dengan kesuksesan Demajor mengorbitkan banyak Artis non mainstream namun yang berkulaitas jauh diatas musik musik kacangan di Indonesia. Bukti penjulan melebihi 300.00 keping CD dalam 4 Tahun bukanlah prestasi sembarangan.

‘itu kepingan yang dihitung, kita tidak tau untuk kepingan CD yang tidak dihitung, Hasil Pembajakan di Internet,dan segala rilisan via Online yang diunduh oleh para pengemar, kalau diingat ingat yah ini merupakan kesuksesan kita sebagai tim untuk tidak mengecewakan para Artis dan Bakat mereka’, kata David Karto.

 Tantangan Demajors sendiri adalah menurunkan tingkat pembajakan dengan cara kreatif. Karena pembajakan adalah salah satu kejahatan yang mematikan segala kreatifitas sang artis bahkan sebelum sang artis melakukan usaha untuk mengembangkan bakat mereka. Maka dari itu Demajors menjual setiap hasil rekaman mereka dengan package yang unik dan harga terjangkau sehingga meminimalisir segala bentuk pembajakan. Karena dengan ‘membeli’ kita menghargai hasil karya sang artis.

Banyak hal yang dilakukan untuk sukses di industri musik, mulai dari merilis CD, membuat acara, mengelola bakat artis, lisensi dan mendapatkan penghasilan tambahan agar para seniman merasa dihargai karya karya mereka. Untungnya, Demajors telah memiliki sendiri basis penggemar lokal yang akan dengan senang hati membeli cepat-cepat rilisan asli dari pada bajakan.

‘Mas David menyesal tidak menunggalkan dunia DJ dan segala music  Elektronik ketika Mas David melihat saat ini justru music sepertiitu sangat laku dipasaran ?’

David menjawab

‘wah, kalau mao nyesel mah, gue nyesel segala sesuatu, Josh. Mulai dr A –B C- D. Kalo gue pikirin bisa mati lama lama, kalau untuk nyesel si pasti ada cuma yah Life must go on, tapi ini yang gue senang lakukan, 12 Tahun bukan waktu yang pendek untuk Demajors. Kalau untuk DJ hanya musiman, ini ? gue mao bkin Everlasting !’

 tutup David Karto

‘Prinsip gue 1, kalau lu mao sukses yah jangan liat kebelakang, mereka ngak ada urusan sama hal didepan, kalau mau kita jalan bersama, ngak ada sukses ninggalin tim dibelakang, karena itu Demajors dibentuk sedikit orang dan yang bekerja hanya sedikit, biar kita semakin dekat dan berasa kekeluargaan, itu udah kesuksesan nomor 1 yang musti gue ciptakan’







 Joshua Gunadhi (11140110222)
Penulisan Feature
Bpk Samiaji Bintang



                                                       Joshuagunadhi.wordpress.com

No comments:

Post a Comment