Wednesday, June 19, 2013

Ratusan Nyawa Melayang di Bali Antonius Googie Sanga P 11140110144 Tugas Feature Peristiwa


RATUSAN NYAWA MELAYANG di BALI


Sore yang ramai itu membuat kendaraan-kendaraan yang melintas di jalan Legian Kuta Bali itu tidak berjalan dengan baik. Berbagai toko di pinggir jalan pun ramai di padati oleh wisatawan-wisatawan baik dari dalam negri maupun dari luar negri.  Hari semakin malam, suasana pun semakin menjadi ramai.  Walaupun beberapa toko tutup tetapi masih ada toko-toko lain yang buka dan dipadati oleh pengunjung. Di samping itu tempat makan seperti restoran dan cafĂ© pun juga banyak dipadati oleh para pengunjung seperti wisatawan dari luar negri yang hendak mencari makan.

Pada tanggal 12 oktober 2002 terdengar seperti suara ledakan keras “DOARRR”. ledakan bom  pun terjadi di jalan Legian, dimana jalan itu terdapat banyak tempat makan dan berbelanja para wisatawan. Bom tersebut meledak sekitar pukul 23.05 wita di depan Paddy’s Pub. Tidak hanya itu ternyata ada ledakan bom juga yang terjadi secara bersamaan pukul 23.05 di depan Sari Club (SC) di jalan Legian, Kuta Bali. Ledakan bom itu merenggut ratusan nyawa diantaranya 202 orang meninggal dan 209 orang lainya mengalami luka berat dan luka ringan.  Tidak hanya wisatawan Indonesia tetapi wisatawan luar negri banyak menjadi korban ledakan bom tersebut, dan saat itu keadaan Bali menjadi tidak aman.

Tidak lama setelah itu selang beberapa jam ternyata ledakan bom juga terjadi di sebuah kantor konsultasi Amerika Serikat walaupun jaraknya agak berjauhan.  Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama kali yang sangat hebat dan meghebohkan seluruh dunia.  Pengeboman ini dianggap sebagai peristiwa terorsime terbesar dan terparah dalam sejarah Indonesia.

Dalam kasus ini banyak terlibat anggota dan gabungan polisi serta masyarakat Bali. Tidak lama dari kejadian itu beberapa Tim Investigasi Gabungan Polri dan juga kepolisisan luar negri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan bahwa bom yang digunakan adalah berjenis TNT dimana memiliki berat 1 kg yang di temukan di paddy’s pub, sedangkan yang ditemukan di sari club adalah jenis bom RDX dimana beratnya antara 50-150 kg.

Peristiwa mengerikan ini memicu banyak dugaan dari masyarakat luas serta prasangka negative yang ditujukan kepada lembaga pesantren maupun lembaga pendidikan islam lainnya. Anggapan ini terjadi karena suatu kesirikan atau juga suatu tindak balas dendam dan juga salah satu faktor fanatik agama. Masyarakat beranggapan demikian karena pemimpin dari kelembagaan agama tersebut telah mencuci otak para murid-muridnya di dalam pesantren.

Dengan adanya peristiwa ledakan bom bali ini seminggu kemudian jalan Legian dipadati para wisatawan dari berbagai mancanegara dimana mereka ingin menengok dan melihat bekas kejadin pemboman tersebut. Banyak wisatawan asing yang dating sedih dan menangis akibat kerabat atau keluarga mereka menjadi korban ledakan bom itu.

              Akhirnya dengan kejadian ini masyarakat Bali dan beberapa turis mencanegara bersepakat untuk membuat sebuah ornament untuk mengenang para korban bom bali ini, dan sampai saat ini ornament itu dilihat dan sebagai objek khas Bali. Banyak turis dan masyarakat pendatang dari luar daerah berfoto ria bersama teman dan keluarga di depan ornament tersebut.

Feature profil .... Leonard Garry Nahumury 11140110231

Leonard Garry Nahumury
11140110231
                                   

Pelatih Basket yang Fokus Pada Usia Dini

Badannya tidak terlalu tinggi, kulitnya putih ,dan matanya yang sedikit sipit, sering kali ku melihatnya di lapangan berdiri tegak dengan satu buah peluit berwarna biru menggantung di badannya. Ya dia adalah Sugeng Haryadi, pria kelahiran Jakarta 23 juni 1990 ini sedang berkuliah di Universitas Negeri Jakarta fakultas ilmu keolahragaan, selain kuliah ia pun juga bekerja sebagai Pelatih basket di club club dan beberapa sekolah di Tangerang.

Dag.. Dig.. Dug.. begitulah suara bola basket yang didribble oleh anak anak  berada di lapangan basket Villa Melati Mas Blok C di mana saya bertemu dengan Sugeng Haryadi , tidak suara bola basket saja tetapi ada suara tawa dan candaan dari anak anak kecil yang berusia sekitar sepuluh hingga 12 tahun. Kadang anak anak tersebut suka dimarahin olehnya karena bercanda yang terlalu kelewatan hingga program latihan yang ia kasih tidak dapat diserap dengan baik oleh anak anak didiknya tersebut.


Pengalaman yang tidak pernah ia lupakan adalah dimana dia masih menjadi pemain basket di tim Universitas Negeri Jakarta dan pernah mengikut kompetisi Liga Basket Mahasiswa di tahun 2011, pengalaman itu sangat berarti baginya sampai sekarang karena ketika itu dia masih bisa bermain basket dengan baik, “Sebenarnya sampai sekarang pun sih masih baik tapi yah fisik tubuh udah tidak mendukung karena kurangnya latihan” tutur Sugeng.

Selama ia menjadi pelatih  di sekolah sekolah banyak tantangan yang ia dapat, seperti sekolah yang ia latih menuntut agar tim nya juara di kompetisi kompetisi yang sekolah itu ikuti. Itu adalah hal terberat bagi nya karena membawa menang sebuah tim di kompetisi itu tidak lah mudah baginya, Pertama tama anak anak yang mengikuti latihan di sekolah harus punya komitmen pada diri sendiri dlu tentunya agar anak itu sendiri mau mengikuti latihan  basket dengan suka bukan karena terpaksa , kedua anak yang ia latih jarang mengikuti club basket sehingga pengetahuan yang ia dapat hanya di sekolah saja dan itu pun pasti kurang karena waktu dan hari yang di tentukan.

Resiko yang ia dapat dari pekerjaan ini adalah ketika tim nya yang ia pegang tidak dapat menang di dalam sebuah kompetisi maka sekolah dapat melarang tim tersebut untuk mengikut kompetisi kompetisi sekolah lainnya , atau lebih parah lagi bila kalahnya terlalu banyak di banding menangnya pelatih dapat dipecat langsung dari tim tersebut.

“Selama ini sih saya belom pernah di pecat karena tim saya kalah” .  Ujar Sugeng.

“Prestasi yang saya banggakan selama saya menjadi pelatih adalah ketika saya melatih di club MBC, mungkin yang saya latih hanya lah usia sepuluh sampai 12 tahun namun di dalam usia tersebut lah dimana anak anak saya yang sudah berlatih giat dengan saya dan club ini pernah menjadi Tiga tahun juara berturut turut tanpa terkalahkan dengan Club Tangerang lainnya. Hal itu lah yang membuat saya bangga dengan anak anak di club MBC ini ,” Ujarnya 

Kemenangan yang ia dan anak anaknya dapat bukanlah sebuah kebetulan melainkan hasil kerja kerasnya mendidik anak menjadi disiplin dan menghormati orang tua. Selain dari saya, memang anak anaknya sendiri yang selalu berusaha keras dalam pertandingan pertandingan yang mereka ikuti. Rasa takut selalu mereka buang ketika menghadapi tim lain , sehingga kepercayaan diri mereka meningkat dan membuat permainan yang maksimal. “Selain belajar basket saya juga mengajarkan mereka sebuah sikap yang baik terhadap satu sama lain sehingga mereka membentuk keluarga ke dua di club basket ini” kata Sugeng.

Resikonya pun juga ada dalam memegang tim ini, contohnya ia pernah dimarahi oleh orang tua anak karena anaknya tidak main dalam kompetisi padahal anak tersebut sudah datang. Hal itu membuatnya bingung untuk menjawab pertanyaan dari orang tua anak itu , hanya kata maaf lah yang bisa ia utarakan dari mulutnya.

Prinsip yang ia pegang setiap hari adalah setiap hal yang ingin kita lakukan itu tidak selamanya akan berhasil , jadi setiap ketidak berhasilan itu saya anggap sebagai acuan untuk bisa maju lebih baik lagi ke depannya.










0 menjadi 10. Leonard Garry Nahumury 11140110231 TUGAS UAS PENULISAN FEATURE


0 MENJADI 10                                 

Club basket di kota Tangerang Selatan jumlahnya lumayan banyak namun tidak semua dari club itu bisa berkembang, banyak yang berhasil dan banyak juga yang gagal. Di Tangerang Selatan club yang mempunyai sumber daya besar adalah Melati Mas Basketball Club atau sering disebut juga MBC. Alesan saya memilih club ini karena menurut saya club ini memang maju dan berkembang hingga sekarang. Club ini sudah berdiri semenjak 2005 namun namanya masih Phoenix dan kelompok umurnya belom lengkap seperti sekarang. Nama Phoenix akhirnya berubah menjadi MBC ketika tahun 2007 hingga sekarang.

Alasan saya mengapa club basket ini penting adalah membuat anak anak mau berolahraga dan olahraga basket itu banyak manfaatnya karena gerakan basket itu tidak tangan saja yang bergerak atau dilatih namun hampir semua badan melakukan gerakan, selain itu anak anak juga bisa bersosialisai dengan teman teman yang baru mereka kenal karena kebanyakan anak zaman sekarang sudah malas keluar rumah hal itu disebabkan karena banyaknya teknologi teknologi yang maju dan canggih contohnya playstation, komputer,dll. Anak anak sekarang dari umur kecil sudah diperkenalkan dengan gadget yang canggih dan banyak games didalamnya sehingga dapat membuat si anak untuk malas berolahraga, jadi kadang kadang ada orang tua yang sekarang langsung memasukan anaknya ke club basket dari usia kecil agar mereka mau beraktivitas diluar rumah mereka dan sekaligus agar badan dari sang anak itu tumbuh sehat.

Club ini terbentuk bukan karena keinginan sang pemilik namun karena permintaan tolong dari temannya itu. Awalnya Verry senang bermain basket dengan teman temanya lalu sewaktu waktu temannya meminta tolong kepada Verry untuk melatih anaknya agar bisa bermain basket. Permintaan tersebut tidak langsung diterima oleh Verry tapi dipikir pikirkan lagi karena dia awalnua hanya mau bermain basket saja. Pada minggu berikutnya ketika mereka sedang bermain basket bersama, Verry menerima tawaran tersebut tapi ia memberi syarat kepada temannya kalau ia tidak mau melatih hanya satu anak saja tapi minimal lebih dari lima. Di hari berikutnya pernintaan Verry terkabulkan, temannya membawa enam anak yang mau berlatih basket dengannya. Ia mulai membangun club ini dari tahun 2005 , di saat itu ia memulai dengan enak orang anak saja namun lama kelamaan anak anak yang ia ajarkan itu mulai mencari dan mengundang teman teman mereka untuk ikut bergabung ke club tersebut.

Pada tahun 2007 perkembangan club tersebut sangatlah cepat karena sudah menyentuh angka 50 untuk jumlah anak didiknya dari berbagai umur. Karena sudah mulai banyak ia memanggil dua orang temannya untuk membantu ngelatih di MBC yaitu Alex dan Udin. Alex memegang kelompok umur 16 tahun ke atas dan Udin 14 tahun ke bawah. Seiring dengan berjalannya waktu club tersebut terus bertambah hingga pada tahun 2008 club tersebut total anaknya 90 orang lebih dan mulai dari situlah Verry sang pemilik club pelan pelan untuk mempercayai kedua temannya tersebut agar mengurus MBC. Sayangnya baru 1 bulan ia tinggal club itu mulai ada masalah seperti iuran bulanan yang tidak diurus, ada complain dari orang tua anak tersebut juga tentang dua pelatih tersebut yang kurang mengurus anak anaknya dalam melatih. Masalah – masalah tersebut akhirnya membuat Verry kembali lagi untuk mengurus club tersebut langsung seperti awal ia menjalankannya. Tahun 2009, Verry memecat dua orang temannya itu dan memasukan tiga temannya yang baru lagi untuk bantu melatih MBC pada kelompok umur yang ia tentukan, dua orang itu adalah Sugeng Haryadi, Puji, dan Awi.

Masuknya dua orang tersebut sangatlah baik pengaruhnya bagi MBC sendiri karena anak anaknya suka dengan cara melatih dan gaya melatih mereka di lapangan. Selain itu Verry mempunyai ide untuk membuat sebuah event pertandingan di Tangerang agar MBC bisa saling mengenal club club yang berada di Tangerang, ia membuat YBL (YOUTH BASKETBALL LEAGUE) sebuah event  basket pertama yang MBC buat yang diikuti oleh beberapa club di Tangerang dengan berbagai umur yang mereka punya. Pada 2010 Verry membuat acara training camp untuk anak anak mbc pada bulan Juni ketika mereka libur sekolah, acara tersebut berlangsung tiga hari dua malam di Bogor. Di situ tidak anak anaknya tidak hanya berlatih atau belajar tentang basket namun ada juga tentang mempelajari sikap sikap hormat terhadap orang yang lebih tua dari pada kita. MBC makin berkembang lagi karena pada saat 2010 – 2011 anak anak MBC mencapai 115 anak didalamnya. Event YBL terus belanjut pada tiap tahunnya karena event tersebut sangat ditunggu tunggu oleh para club club lainnya. YBL sendiri makin lama juga makin banyak yang mengikuti dari tahun ke tahunnya.

Club ini mempunyai agenda bahwa tahun 2011 mereka ingin mengadakan Tourgame keliling sekitar jawa. Namun tidak semua berjalan lancer dari rencana yang sudah Verry buat, karena tiba tiba ketika hari kurang dari 2 keberangkatan tourgame duit 10 anak anak hilang karena telah di bawa kabur oleh pelatih yang sangat ia percaya yaitu Awi. Duit sebesar 10 juta lebih hilang dibawanya kabur, walaupun Awi sempat tertangkap namun tetap ia tidak dapat mengembalikan uang yang telah ia ambil tersebut. Beruntungnya ada orang tua yang mau membantu MBC ini sehingga ia menyumbangkan lagi dana untuk tourgame ini agar bisa berjalan dengan baik karena tourgame tersebut tidak mungkin kita batalkan karena sudah di dp awalnya oleh Verry sendiri. Perjalanan tourgame yang diadakan MBC sekitar satu minggu dan tempat tempat yang mereka kunjungi ada Magelang , Solo, Jogjakarta, dan Bandung. Tujuan dari tourgame tersebut adalah agar anak anaknya bisa menilai sendiri bagaimana basket yang berada di luar Jakarta.

Setelah Tourgame Awi pun di pecat dan digantikan dengan Manan salah satu pelatih yang memegang club di Jakarta Selatan. Verry mengajak anak anaknya untuk bergabung dengan Garden untuk bisa mengikuti pertandingan di Jakarta dan anak anaknya pun menerima tawaran tersebut. Event pertama mereka di Jaksel perkembangannya sangat baik karena umur 14 MBC sukses juara 2 di jaksel dan juara 3 se Jakartanya. Hal tersebut layak mendapat pujian karena mereka tim baru yang berasal dari Tangerang yang berhasil menembus hingga ke atas sana. Setelah bertanding di daerah Jakarta club MBC ini mendapat selentingan selentingan tidak enak dari club club lain yang berada di Tangerang. Selentingan sangatlah tidak enak bagi club MBC ini karena mereka dituduh tidak mau bermain untuk Banten dan lain lain padahal pada faktanya sendiri di Banten ini sangat jarang ada nya kejuaran antar daerahnya, jadi hal tersebut lah yang membuat pemilik club MBC membawa anak anak nya bermain ke daerah Jakarta bagian selatan. Pada tahun 2012 kemarin MBC mengalami masalah masalah pada pemainnya yang berumur 16 tahun, masalah tersebut adalah banyaknya keinginan anak anak untuk keluar dari club tersebut setelah mereka kalah melawan SKY di event YBL 2012. Kekalahan tersebut membuat mereka gagal ke final. Evaluasi dari Verry , ia mengatakan bahwa tim 16 tahun itu kalah karena banyak pemain yang tidak saling percaya dengan teman satu sama lainnya hal itu membuat perpecahan sendiri ketika tim 16 tahun sedang bermain misalnya, banyak ledekan ledekan dari pemain yang duduk di bench ke teman mereka sendiri yang ada di lapangan. Untungnya saja ketika banyak yang mengundurkan diri dari club itu sekarang MBC mulai menjadi kompak lagi, mereka saling menghargai sesama temannya di club tersebut dan sudah tidak ada lagi saling meremehkan teman yang dengan teman satunya lagi.

Pada tahun 2013 bulan April lalu ini club MBC memperoleh prestasi yang besar di kejuaraan liga bola basket se Tangerang Selatan yang diselenggarakan di sekolah Ora Et Labora BSD. Prestasi yang di dapat MBC dari kelompok umur 12 tahun adalah juara 3 dari 8 tim yang mengikuti kejuaraan tersebut, Kelompok umur 16 tahun MBC menghasilkan juara 1 di event tersebut  dan layak meneruskan ke pertandingan antar daerah, MBC 18 tahunnya menyumbangkan juara 2 di sana dan mereka akan melanjutkan pertandingan antar daerah juga karena tim MBC satu satunya dari Tangerang Selatan yang juara 2 walaupun kalah di final oleh SKY yang berasal dari tim kabupaten Tangerang, dan Divisinya pun juga sama menghasilkan juara 2 di event tersebut karena mereka kalah dengan tim kabupaten Tangerang saat itu walaupun kalah MBC divisi akan tetap melanjutkan ke event pertandingan antar daerah karena ia kalah dari tim kabupaten bukan dari tim yang berasal Tangerang Selatan.

Sebulan yang lalu MBC umur 16 tahun lagi lagi memperoleh hasil yang memuaskan karena mereka berhasil menjuarai pertandingan antar daerahnya , mereka mendapatkan juara 1 di pertandingan itu dan akan melanjutkan ke level nasional yang diikuti dari Lampung, Maluku, Riau, Banten , DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Barat. Dua minggu yang lalu mereka baru saja berangkat dan bertanding di Surabaya untuk level nasional. Selama seminggu disana mereka mendapatkan peringkat lima dari delapan tim yang mengikuti event tersebut. Mereka 1 grub dengan Riau, Lampung, dan Jawa Timur dan lawan terberat adalah Jawa Timur karena mereka benar benar kaget ketika melihat tim Jawa timur bermain. Kejadian pahit pun tetap mereka terima ketika mereka bertemu dengan Jawa Tengah, mereka kalah 68 - 61 dari Jawa Tengah di waktu tambahan padahal ketika quarter empat 3 detik terakhir tim Banten mendapatkan 2 lemparan bebas dan saat itu keadaan sangat genting karena skor Banten dengan Jawa Tengah 57 – 57  dan apa daya mental sangatlah mempengaruhi para pemain Banten sehingga 2 lemparan tidak ada yang masuk, kalau saja lemparan tersebut ada yang masuk 1 Banten akan membuat sejarah pertama kalinya karena berhasil masuk ke semifinal. MBC sekarang banyak yang dipuji puji dari orang tua dan club club lain karena MBC benar benar menunjukan prestasi yang baik dalam hal pembinaan dalam bermain basketnya.









Tidak Ada Salahnya Sekali-kali Menyalahkan Rivalitas



Tak ada warga Jakarta yang tidak mengenal Persija Jakarta. Kecuali anda tengah berpura-pura mengidap short-term memory lost akut, maka bolehlah anda berkata bahwa Persija adalah bagian dari sejarah era Majapahit yang sudah punah dan sekarang para peniliti sedang melakukan penggalian di bawah kaki gunung Merapi untuk menemunkan peninggalannya.

Begitupun dengan warga Bandung. Tidak ada warga Bandung yang tidak mengenal Persib Bandung. Kecuali anda adalah teman dari si warga Jakarta yang berpura-pura mengidap short-term memory lost akut tadi dan ingin menunjukkan rasa kesetiakawanan, maka bolehlah anda berkata bahwa Persib adalah sebuah nama pulau di bagian timur Indonesia yang menjadi tempat pengasingan ketika zaman Orde Baru.

Persija Jakarta dan Persib Bandung adalah dua klub sepakbola yang paling terkenal di Indonesia. Kemahsyuran nama kedua klub ini tidak kalah dengan nama-nama lain seperti PSMS Medan, PSM Makassar, Arema Malang, ataupun Persebaya Surabaya.

Apabila laga Arema Malang melawan Persebaya Surabaya kerap dilabeli Derby d’Java, maka pertandingan antara Persija Jakarta melawan Persib Bandung ini diberi tajuk Derby d’Indonesia. Tentu bukan tanpa alasan pertemuan kedua tim ini mendapatkan judul sebesar itu. Sejarah rivalitas yang terjadi diantara mereka membuat laga mereka sangat dinanti-natikan oleh seluruh penggemar sepakbola Indonesia.

Berbagai gelar yang telah mereka raih di era Perserikatan dan era Liga Indonesia membuat dua klub ini begitu dihormati oleh setiap lawan mereka hingga saat ini. Macan Kemayoran, begitu biasa orang-orang menyebut Persija, adalah sembilan kali juara Perserikatan dan satu kali juara Liga Indonesia. Sedangkan Maung Bandung menjuarai Perserikatan lima kali dan Liga Indonesia satu kali.

Ditambah dengan faktor geografis, rasanya tidak salah jika kedua klub ini memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Apabila Persija sebagai perwakilan dari ibukota, maka Persib adalah wakil rakyat Jawa Barat. Dengan kata lain, dua klub ini sama-sama berusaha mempertaruhkan harga diri kota nya masing-masing.

Unsur geografis tersebut konon ditambah dengan sinisme gaya hidup. Jakarta identik dengan warganya yang modern dan tenggelam di dalam keglamoran, sedangkan Bandung justru mempertahankan tradisi budaya Sunda yang mereka miliki.

Apalagi manajemen Persija memang sempat diguyur dana besar-besaran setelah disokong oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Macan Kemayoran mendapatkan dana berlimpah dan diisi oleh pemain-pemain bintang. Rasa iri yang timbul akibat hal tersebut pun menjadi alasan yang mendukung rivalitas mereka.

Merembet Ke Suporter

Setiap kali kedua klub ini bertemu, tensi tinggi di lapangan pasti tersaji selama 90 menit penuh. Kontroversi dan pelanggaran-pelanggaran keras sudah bukan lagi hal yang asing jika Persija sedang melawan Persib. Kartu kuning ataupun kartu merah juga hampir pasti tertulis di kertas laporan pertandingan yang diisi oleh panitia pelaksana.

Tensi tinggi ternyata bukan hanya terjadi di lapangan. Di luar lapangan, tepatnya di hati para fans kedua tim, tensi tersebut justru memuncak sebagai kebencian. The Jakmania, fans Persija membenci fans Persib yang menamani diri mereka Viking atau bobotoh. Rasa benci tersebut jelas tidak bertepuk sebelah tangan. Viking juga sangat membenci The Jakmania.

Kedua fans beberapa kali terlibat perkelahian berdarah. Kepala yang bocor atau badan penuh luka lebam tak lagi terhindarkan setiap kali mereka bentrok fisik. Bahkan yang terakhir, dua orang anggota Viking bernama Dani Maulana (17) dan Rangga Cipta Nugraha (22) tewas di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) ketika pertandingan Persija melawan Persib pada bulan bulan Mei 2012 akibat dikeroyok oleh oknum suporter yang diduga adalah The Jakmania.

Sekalipun misalnya oknum suporter tersebut bukanlah The Jakmania-karena belum tentu semua fans Persija adalah The Jakmania, bisa saja simpatisan-dapat dipastikan banyak anggota Viking yang tidak mau tahu hal tersebut. Yang jelas kedua orang tersebut meregang nyawa di Jakarta ketika suporter Persija memenuhi kawasan SUGBK.

**********

Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan permusuhan kedua kelompok suporter ini berawal. Berbagai berita dan sudut pandang yang saya baca dari berbagai sumber, baik itu oleh pihak The Jakmania ataupun Viking sama-sama tidak dapat ditemukan kesamaan awal mula bibit perselisihan dan permusuhan ini tercipta.

Gesekan tertua yang saya temukan terjadi pada tanggal 16 April 1995. Berdasarkan berita yang diliris oleh Tempo.com tersebut, perkelahian mengambil tempat di Stadion Menteng (sekarang telah menjadi Taman Menteng). Ketika itu sedang dilaksanakan pertandingan Grup Barat putaran pertama kompetisi Liga Dunhill antara Persija melawan Persib. Kejadian berlangsung pada babak pertama dan sempat membuat pertandingan tertunda selama 20 menit. Terjadi kegiatan saling lempar melempar batu, botol, tongkat, dan benda-benda lain yang bisa dilempar oleh kedua belah pihak suporter setelah fans Persib merangsak ke pinggir lapangan akibat kapasitas stadion yang tidak memadai.

Gesekan berikutnya saya yang temui bersumber dari web simaung.com. Seorang pendukung Persib yang memiliki akun Twitter @ekomaung menceritakan bahwa pada tahun 1999 di Stadion Siliwangi pernah terjadi bentrokan. Suporter Persija yang ketika itu hadir dengan menggunakan bis menjadi sasaran amuk fans Persib yang marah karena tidak bisa masuk ke dalam stadion.

Berlanjut ke tahun 2000 ketika Liga Indonesia VI bergulir. Kembali mengambil tempat di Stadion Siliwangi, kerusuhan besar terjadi antara kedua belah fans. The Jakmania yang datang ke Bandung untuk mendukung Persija sebenarnya sudah berkoordinir dengan perwakilan Viking. Namun tetap saja beberapa oknum ternyata menyerang para fans Persija ini.

Konon katanya, penyerangan didasari oleh pertandingan Persijatim (sekarang Sriwijaya FC) melawan Persib di Stadion Lebak Bulus beberapa bulan sebelumnya. Fans Persib yang datang ke Jakarta dikala itu merasa diperlakukan tidak simpatik oleh “anak-anak” Jakarta meski sebenarnya Persijatim dengan Persija merupakan dua tim yang berbeda.

Bentrokan tidak dapat terelakkan. Beberapa anggota The Jakmania terluka parah akibat dikeroyok dan dipukul menggunakan benda tumpul. Beberapa kaca mobil hancur akibat terkena lemparan batu yang salah sasaran tersebut.

Namun dari berbagai perkelahian yang terjadi, bentrokan yang paling terkenal dan dianggap sebagai cikal bakal permusuhan mereka adalah ketika Kuis Siapa Berani di Jakarta pada tahun 2002.
Ketika itu, salah satu kuis paling terkenal tersebut mengundang beberapa fans klub tim-tim sepakbola di Indonesia. Yang hadir antara lain The Jakmania (mewakili Persija Jakarta), Pasoepati (mewakili Persis Solo), Aremania (mewakili Arema Malang), ASI (Asosiasi Suporter Indonesia), dan tentunya Viking (mewakili Persib Bandung). Viking menjadi juara satu dalam kuis tersebut.

Singkat cerita, tiba-tiba terjadi perkelahian seusai acara. The Jakmania yang awalnya hanya berjumlah 24 orang perlahan bertambah banyak seiring berdatangannya anggota The Jak lainnya setelah mendengar kabar tersebut.

Naas. Meski para anggota Viking sudah diungsikan oleh pihak kepolisian, penyerangan ternyata tetap terjadi meski Viking sudah berada dalam perjalanan pulang di Tol Kebun Jeruk. Satu buah mobil yang membawa para pendukung Persib tersebut berhasil dicegat oleh para The Jakmania dan yang selanjutnya terjadi adalah pengeroyokan. Total sembilan orang mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan.
Semenjak itulah kebencian diantara mereka memuncak dan tetap bertahan hingga sekarang.

*********

Tak hanya antara suporter, kebencian ini akhirnya ikut berimbas kepada para pemain dari tim lawan. Beberapa kali sempat terjadi penyerangan oleh pihak suporter lawan ketika salah satu klub datang ke kota mereka.

Pada tahun 2003, para pemain Persija sempat hampir menjadi korban seandainya mereka tidak cepat pergi dari hotel tempat mereka menginap. Setelah pertandingan melawan Persib di Bandung yang dimenangi oleh Persija, hotel mereka didatangi oleh beberapa pendukung Persib yang pada akhirnya melakukan pengerusakan prasarana hotel.

Sedangkan pada tahun 2007, bus yang berisikan para pemain Persib Bandung dilempari batu oleh beberapa suporter Persija pada saat mereka sedang menuju Stadion Lebak Bulus. Alhasil para pemain Persib menolak bermain.

Beberapa kali pemain kedua belah tim juga harus menggunakan kendaraan barakuda milik pihak kepolisian untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, dan tentunya juga demi alasan keamaan ketika sedang melakukan laga tandang.

Hal ini bahkan merembet ketika para pemain sedang membela tim nasional Indonesia. Ketika para pemain Persib berada di Jakarta untuk pemusatan latihan, mereka dihujat oleh para pendukung Persija. Hal yang sama juga terjadi apabila ada pemain Persija yang melakukan pemusatan latihan bersama timnas di Bandung.

Tidak Hanya Terjadi Di Indonesia

Permusuhan antar suporter seperti ini memang merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari olahraga, terutama sepakbola. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi permusuhan yang mendarah daging tersebut.

Beberapa yang terkenal adalah fans Manchester United dengan Liverpool, Real Madrid dengan FC Barcelona, SS Lazio dengan AS Roma, Galatasaray dengan Fenerbache, Ajax Amsterdam dengan Feyenoord Rotterdam, dan River Plate dengan Boca Juniors.

Permusuhan tersebut memiliki asal usul yang berbeda-beda. Manchester United dengan Liverpool misalnya. Mereka bermusuhan karena sinisme setelah pembangunan pelabuhan di Manchester menyebabkan pelabuhan di Liverpool menjadi sepi dan berakhiir terhadap banyaknya penggangguran di kota asal The Beatles tersebut. Secara otomatis, muncul kebencian dari scousers-istilah untuk orang asli Liverpool- terhadap manchunian-sebutan untuk orang asli Manchester.

Hal yang berbeda terjadi kepada FC Barcelona-Real Madrid dan SS Lazio-AS Roma karena terdapat unsur politik di dalamnya. Real Madrid merupakan klub yang dicintai oleh pemerintah Spanyol yang dikala itu dipimpin oleh Raja Alfonso ke-13. Sedangkan Barcelona merupakan tim yang berasal dari daerah Katalan. Daerah berotonomi yang ditekan ketika rezim Jenderal Franco dan berusaha memerdekakan diri dari Spanyol.

Sedangkan SS Lazio dan AS Roma merupakan tim dengan kepentingan politik berbeda. Lazio adalah tim yang dahulu kala berisi penganut paham sayap kiri, dan AS Roma merupakan klub yang berisi penganut paham sayap kanan.

Untuk Galatasaray-Fenerbache dan River Plate- Boca Juniors, mereka merupakan tim-tim yang mewakili kasta masyarakat. Galatasaray dan River Plate mewakili rakyat menengah keatas, sedangkan Fenerbache dan Boca Juniors mewakili masyarakat kelas pekerja.

Perselisihan Ajax- Feyenoord lebih parah lagi. Ajax yang bertempat di Amsterdam dianggap sebagai klub berisi orang-orang Yahudi. Oleh sebab itulah mereka dibenci oleh para pendukung Feyenoord yang berada di Rotterdam. Maklum, hingga saat ini pun sebenarnya sinisme terhadap orang Yahudi di Eropa masih tetap hidup meski tidak lagi seekstrem dahulu kala.

Kalau mau dibandingkan dengan perselisihan The Jak dengan Viking, seluruh rivalitas diatas sebenarnya menyimpan sebuah keganjilan. Ketika mereka yang diluar negeri saling membenci karena alasan politik, strata sosial, dan ras, The Jak dan Viking malah berawal dari sesuatu yang sebenarnya dapat dihindari.

The Jakmania sendiri sebenarnya baru lahir secara resmi di tahun 1997. Sebelumnya, belum ada kelompok suporter resmi yang mendukung Persija Jakarta ketika bermain di Stadion Menteng. Bahkan tak jarang suporter lawanlah yang memenuhi stadion ketimbang suporter Persija. Ibaratnya, ketika PSMS datang maka yang memenuhi stadion adalah masyarakat Batak, ketika Persebaya yang datang maka yang memenuhi stadion adalah orang Jawa, dan begitu seterusnya.

Viking juga dahulu “hanyalah” satu dari puluhan kelompok suporter Persib. Terdapat Stone Lovers, Suporter Forever, BFT, Provost PERSIB, Vorib, Robokop, Casper, Tiger Fortune, dan masih banyak lagi. Viking bukanlah kelompok suporter yang besar seperti sekarang ketika semua suporter Persib telah identik sebagai Viking atau bobotoh.

Imbas Yang Terasa Merugikan

Pada tanggal 22 Juni 2013 yang akan datang, Persija Jakarta dijadwalkan bertanding melawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Namun sialnya, muncul berita bahwa pihak kepolisian hanya akan memberikan izin pertandingan apabila dilaksanakan tanpa penonton.

“Mereka khawatir pertandingan akan rusuh kalau dihadiri penonton karena tensinya sangat tinggi,” ungkap Larico Ranggamone, ketua The Jakmania.

Tentu hal ini sangat merugikan pihak Persija karena mereka akan menghadapi musuh bebuyutannya tanpa dukungan dari The Jakmania. Rangga dengan wajah yang sedikit berkerut berusaha membandingkan dengan tensi pertandingan River Plate melawan Boca Juniors yang sebenarnya jauh lebih sering terjadi perkelahian fisik ketimbang Persija melawan Persib.

"Pertandingan antara Boca Juniors dan River Plate selalu ramai dan tensinya tinggi. Tapi pihak kepolisian di sana bisa bertindak tegas terhadap fans yang melakukan pelanggaran. Mungkin itu bisa dicontoh,” lanjutnya seraya mengisyaratkan bahwa Polisi di Indonesia terlalu bersikap mencari aman.

**********

Memang acap kali pertandingan-pertandingan di Liga Indonesia harus dilaksanakan tanpa penonton akibat tidak mendapatkan izin dari pihak kepolisian. Pihak kepolisian menilai bahwa laga-laga tersebut terlalu riskan terjadi bentrokan apabila dihadiri penonton. Oleh sebab itu, dipilihlah keputusan untuk tidak memperbolehkan penonton masuk ke dalam stadion.

Tak jarang pula beberapa tim harus menjalani pertandingan di kota lain karena tidak mendapatkan izin sama sekali dari kepolisian setempat. Sungguh sesuatu hal yang aneh ketika fans-fans di luar negeri yang jauh lebih beringas justru bisa menghadiri pertandingan di kandang lawan dengan pengamanan dan penjagaan ketat dari pihak keamaan.

Biasanya, pihak polisi akan berusaha membuatkan rute khusus sehingga suporter lawan dan suporter tuan rumah tidak bertemu secara fisik. Hal-hal ini dilakukan untuk menghindari bentrok secara langsung. Jadi meskipun tensi pertandingan sangat tinggi, mereka tetap bisa mendukung tim nya ketika bertandang.

Di Inggris contohnya. Biasanya polisi akan membuat barikade untuk memisahkan suporter lawan dan suporter tuan rumah di dalam stadion. Bahkan jika dibutuhkan, mereka akan mengosongkan beberapa sektor agar fans tuan rumah tidak bisa menghampiri fans lawan, begitupun sebaliknya.

Di beberapa negara Eropa lainnya seperti Italy, Turki, Kroasia, dan Polandia, fans lawan yang diberikan tribun khusus akan dilindungi oleh jaring untuk menghindari lemparan dari fans tuan rumah. Di dalam tribun tersebut tentunya juga disiapkan beberapa anggota kepolisian untuk menghidari pengerusakan prasarana stadion.

*********

Beberapa pihak sebenarnya telah berusaha mendamaikan The Jakmania dengan Viking. Namun apa daya. Semua berakhir sia-sia dan perdamaian tersebut tak kunjung tercipta. Bahkan Ayi Beutik, Panglima Viking sempat berujar bahwa ia ingin rivalitas ini tetap dijaga agar menjadi seperti Real Madrid dan FC Barcelona.

Baru-baru ini Larico Ranggamone juga sempat kembali mengusahakan perdamaian dengan pihak Viking. 
Tujuannya jelas agar The Jak bisa mendukung Persija ke Bandung, dan Viking bisa mendukung Persib di Jakarta. Namun kembali lagi, tidak ada respon yang diberikan pihak Viking sampai saat ini.

"Mari kita hilangkan dendam masa lalu. Tidak jamannya lagi melakukan kekerasan antarsuporter. Kami akan mengawasi setiap anggota yang ingin melakukan sweeping atau larangan masuk buat Viking," tambahnya.

Sejatinya, perdamaian kedua belah pihak akan sangat menguntungkan klub karena bisa mendapatkan dukungan ketika bertanding ke kandang lawan. Tidak ada lagi bentrokan yang bisa saja kembali berujung kematian.

Indonesia bukanlah Eropa yang pihak keamanannya bisa bersikap preventif secara tegas. Kita dibiasakan untuk bersikap represif secara halus dan memilih untuk tidak memberikan izin ketimbang nantinya malah merepotkan. Padahal tugas mereka adalah mengayomi dan melindungi masyarakat, bukan melarang.

Terkhusus pertandingan pada tanggal 22 Juni esok, seharusnya pertandingan tersebut bisa dipenuhi oleh penonton. Apalagi tanggal tersebut jatuh pada hari kelahiran kota Jakarta yang notabenenya berarti derby tersebut akan terasa lebih special dari biasanya.


Sebuah ironi memang. Ketika fans sepakbola tidak lagi dianggap sebagai sebuah bentuk kebebasan berorganisasi dan berekpsresi, maka hanya tinggal menunggu waktu saja sepakbola di negara tersebut akan mati. Eh, atau apakah sebenarnya kita sedang mati suri?